Persaingan global sudah tidak dapat dibendung lagi, terutama ketika nanti kran MEA sudah dibuka akhir tahun ini. Sudah tidak ada waktu lagi untuk saling bertanya apakah kita siap atau tidak, yang jelas jawabannya adalah kita harus segera menghadapi kenyataan bahwa persaingan global sudah di depan mata dan kita harus segera mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
JAKARTA - Indeks Revealed Comparative Advantages (RCA) memperkirakan daya saing produk Industri Indonesia pada 2015 dan 2020, berada di posisi kelima, di bawah negara ASEAN lainnya, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. |
Ketakutan yang dihadapi oleh pelaku UMKM di Jawa Tengah adalah masalah daya saing produk, yang sebagian kita ketahui sudah siap bersaing dan sebagian besar lainnya memang masih perlu pembinaan dan persiapan untuk persaingan ini. Tidak semua UMKM memahami kenyataan yang akan dihadapi dalam waktu dekat ini dan hal ini perlu kita pahamkan dengan cara yang persuasif, toh pada kenyataannya permasalahan UMKM di negara-negara ASEAN juga tidak jauh berbeda dengan yang dihadapi di Indonesia. Tetapi perlu diingat, bahwa permasalahan UMKM di Indonesia juga terbebani dengan hal produktivitas dan effisiensi yang rendah sebagai akibat dari sistem ekonomi berbiaya tinggi yang terjadi di Indonesia saat ini.
Nilai suatu produk tidak hanya ditentukan oleh sekedar kualitas dan harga saja, melainkan juga beberapa faktor lain seperti kemudahan dalam proses pembelian dan ketersediaan produk di pasaran. Ada 3 hal penting yang perlu dicermati dalam meningkatkan daya saing produk UMKM kita yaitu:
1) Operational Excellence
Operasional excellence adalah suatu tuntutan bahwa produsen harus selalu meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kualitas dari sistem atau atau proses terkait dengan hal produksi dan sistem pelayanan yang mengarah kepada kepuasan pelanggan. Continuous improvement harus selalu dilakukan baik pada sistem manajemen, sistem perolehan bahan baku, sistem produksi dan teknologinya maupun sistem distribusi produk tersebut.
2) Customer Intimacy
Customer intimacy adalah tuntutan bahwa produsen harus mampu mengenali kebutuhan konsumen sampai pada hal-hal yang detail dan mendalam. Kemampuan produsen dalam mengenali konsumen, baik kebutuhan dan harapannya adalah suatu hal yang mutlak dilakukan untuk meningkatkan daya saing.
3) Product Leadership
Menjadi yang menjadi terbaik dengan selalu berinovasi terhadap keunggulan-keunggulan produk daripada pesaing merupakan tuntutan dalam sebuah persaingan. Kreativitas dan inovasi dari produsen merupakan kunci sukses untuk selalu lebih unggul dari pesaing-pesaingnya.
Permasalahan terhadap konsistensi kualitas yang sering dihadapi oleh pelaku UMKM harus segera diatasi dengan perbaikan manajemen, teknologi dan ketrampilan sebelum akhirnya UMKM disadarkan untuk selalu berinovasi terhadap keunggulan-keunggulan produknya.
Orisinalitas produk yang seharusnya menjadi daya saing produk jangan dikaburkan dengan budaya ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Kecenderungan meniru menyebabkan pelaku UMKM tidak percaya diri untuk berinovasi dan berkreasi menghasilkan produk yang orisinil, disamping juga menghasilkan banyak produk sejenis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan-persaingan yang tidak sehat.
Jika ketiga hal tersebut di atas disikapi dengan baik setidaknya produk UMKM Jawa Tengah akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sebelum kita bisa berbangga diri bahwa produk UMKM Jawa Tengah mampu bersaing global. Yang paling utama adalah bahwa UMKM Jawa Tengah harus mempertahankan pasar Jawa Tengah dari serbuan produk impor yang saat inipun sudah demikian mudahnya masuk Indonesia.
Komentar
Posting Komentar