Membangun Jaringan Kemitraan |
Kemitraan merupakan model pengelolaan sumber daya yang tepat bila terkait dengan barang publik (public goods) misalnya dalam hal pemeliharaan dan pelestarian lingkungan seperti program menabung pohon dimana baik masyarakat maupun pemerintah memiliki kepentingan dengan keberadaannya. Masyarakat sekitar lahan yang ditanami pohon baik secara ekonomi maupun sosial sangat berharap banyak terhadap pohon yang ditanam. Sementara, disisi yang lain pemerintah memiliki kepentingan yang lebih besar terhadap penanaman kembali lahan kritis, tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga dari sisi ekologi.
Dalam kemitraan, seluruh elemen mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya. Sinergi antar elemen menjadi kunci dalam memainkan perannya masing-masing. Bangunan kemitraan harus didasarkan padahal-hal berikut: kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan, adanya sikap saling mempercayai dan saling menghormati, tujuan yang jelas dan terukur, dan kesediaan untukberkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain. Secara umum, prinsip-prinsip kemitraan adalah persamaan atau equality, keterbukaan atau transparancy dan saling menguntungkan atau mutual benefit.
Sejatinya membangun kemitraan sangatlah penting untuk membuka akses menuju kemandirian masyarakat terutama dalam memasarkan hasil produksinya atau bermitra dalam program menabung pohon . Disamping itu, membangun kemitraan merupakan salah satu mata tugas dari seorang Fasilitator program menabung pohon selain komunikasi dialogis dan mengorganisasikan masyarakat.
Hal-hal yang harus difahami oleh Fasilitator tentang Membangun Jaringan Kemitraan
- Memahami hakikat jaringan kemitraan
- Memiliki kesadaran akan pentingnya membangun jaringan kemitraan.
- Mengidentifikasi/memetakan posisi jaringan kemitraan
- Memahami tujuan membangun jaringan kemitraan.
- Memahani prinsip dalam membangun jaringan kemitraan.
- Menerapkan Strategi dalam membangun jaringan kemitraan.
- Menguasai pola-pola jaringan kemitraan.
MEMAHAMI JARINGAN KEMITRAAN
Pengertian
Jejaring kerja dan kemitraan pada lazimnya juga dikenal dengan istilah “partnership”. Secara etimologis, istilah “partnership” berasal dari kata “partner” yang berarti pasangan, jodoh, sekutu atau kompanyon.
Sedangkan “partnership” diterjemahkan sebagai persekutuan atau perkongsian.
Dengan demikian, kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk persekutuan antar dua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan kerjasama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat memperoleh manfaat hasil yang lebih baik. Jaringan atau Networking adalah proses kebersamaan. Selain itu, networking juga diartikan sebagai jalinan hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan. Dalam arti kata lain, membangun networking haruslah berlandaskan prinsip saling menguntungkan dan komunikasi dua arah (dialogis).
Pada kenyataannya di lapangan, jejaring kerja dan kemitraan dapat dimaknai menjadi dua: pertama, bahwa walaupun pada tataran konseptual terdapat sentuhan kesamaan, namun pada praktiknya antara membangun jejaring kerja dengan kemitraan terdapat perbedaan. Jejaring kerja merupakan bentuk kerja sama yang masih belum konkret wujudnya karena peran para pihak belum bisa dimainkan. Sementara di sisi yang lain, kemitraan merupakan wujud yang lebih konkret dari jalinan kerjasama karena semua pihak yang terlibat dalam kemitraan mengetahui dan mampu memainkan perannya masing-masing sesuai dengan aturan ataupun batasan yang telah disepakati bersama. Kedua, bahwa jaringan kemitraan merupakan awal dari jalinan kemitraan atau dengan kata lain bahwa tindak lanjut dari jaringan kemitraan.
Pada titik ini, antara Fasilitator dan Jaringan kemitraan dapat diibaratkan sebagai sebuah mata uang dimana masing-masing sisinya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Hakikat Membangun Jaringan Kemitraan
Dalam era modern saat ini dimana segala sesuatunya dapat dikendalikan dengan teknologi mutakhir, kesuksesan lembaga atau organisasi masih tetaplah sangat tergantung pada keberhasilan menciptakan kemitraan. Secara garis besar, kita sangat membutuhkan kemitraan untuk menjadikan kehidupan kita lebih sukses. Demikianpula bagi fasilitator, jika mau dikatakan profesional dan kompeten di bidangnya maka sudah barang tentu dalam melaksanakan kegiatan fasilitasi dan pendampingan semua program seharusnya sudah terkoneksi dengan berbagai sumber dalam suatu kemitraan. Harus disadari bahwa menjalin hubungan sosial dengan siapapunmerupakan bagian penting dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan.
Bagi seorang fasilitator membangun kemitraan merupakan hal yang esensial mengingat peran yang harus dimainkan sebagai garda terdepan pihak yang melakukan pendampingan program menabung pohon. Sementara aktivitas program menabung pohon itu sendiri memiliki misi jangka panjang sebagai pemantik agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menolong dirinya sendiri dalam menyelesaikan setiap permasalahan lingkungan serta ekonomi yang dihadapi. Semua itu ditempuh agar masyarakat mampu bertransformasi menjadi komunitas peduli lingkungan yang berbasis usaha di bidang lingkungan.
Membangun jaringan kemitraan pada hakikatnya adalah sebuah proses membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber daya atas dasar saling percaya (trust) dan saling menguntungkan di antara pihak-pihak yang bermitra, yang dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman atau perjanjian kontrak tertentu guna mencapai kesuksesan bersama yang lebih besar. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa membangun jejaring kerja dan kemitraan pada dasarnya dapat dilakukan jika pihak-pihak yang bermitra memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Ada dua pihak atau lebih organisasi;
- Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan organisasi;
- Ada kesepahaman atau kesepakatan;
- Saling percaya dan membutuhkan;
- Komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
MEMBANGUN JARINGAN KEMITRAAN
Pentingnya Membangun Jaringan
Kemitraan
Membangun
jaringan kemitraan dalam pelaksanaan program menabung pohon menjadi sangat penting
baik secara individu atau organisasi. Kemitraan tersebut digalang dengan maksud
untuk memfasilitasi atau membuka akses masyarakat kepada sumberinformasi,
teknologi dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan.
Tujuan Membangun Jaringan Kemitraan
Ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai membangun jaringan kemitraan, yaitu sebagai berikut:
- Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Pemanfaat
- Mensinergikan Program
Prinsip Membangun Jaringan Kemitraan
Dalam
membangun jaringan kemitraan diperlukan adaya prinsip-prinsip yang harus
disepakati bersama agar terjalin kuat dan berkelanjutan. Prinsip-prinsip
tersebut di antaranya adalah:
- Kesamaan Visi-Misi
Kemitraan
hendaknya dibangun atas dasar kesamaan visi dan misi, serta tujuan organisasi. Kesamaan
visi dan misi menjadi motivasi dan perekat pola kemitraan tersebut.
- Kepercayaan (trust)
Setelah
adanya kesamaan visi dan misi maka prinsip berikutnya yang tidak kalah penting
adalah adanya rasa saling percaya antar pihak yang bermitra. Kepercayaan adalah
modal dasar dalam membangun kemitraan yang sinergis dan mutualis. Untuk dapat
dipercaya, maka komunikasi yang dibangun harus dilandasi oleh itikad (niat)
yang baik dan menjunjung tinggi kejujuran.
- Saling Menguntungkan
Asas
saling menguntungkan merupakan pondasi yang kuat dalam membangun kemitraan.
Jika dalam bermitra ada salah satu pihak yang merasa dirugikan ataupun merasa
tidak mendapat manfaat lebih, maka akan mengganggu keharmonisan dalam bekerja
sama. Antara pihak yang bermitra harus saling memberi kontribusi sesuai peran
masing-masing dan harus saling merasa diuntungkan dengan adanya jalinan
kemitraan.
- Efisiensi dan Efektifitas
Dengan
mensinergikan beberapa sumber untuk mencapai tujuan yang sama diharapkan mampu
meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tenaga. Efisiensi tersebut tentu saja
tidak mengurangi kualitas proses dan hasil, justru sebaliknya malah dapat
meningkatkan kualitas proses dan poduk yang dicapai. Tingkat efektifitas
pencapaian tujuan menjadi lebih tinggi jika proses kerja kita melibatkan mitra
kerja. Dengan kemitraaan dapat dicapai kesepakatan-kesepakatan dari pihak yang
bermitra tentang siapa melakukan apa sehingga pencapaian tujuan diharapkan akan
menjadi lebih efektif.
- Komunikasi Dialogis
Komunikasi
timbal balik dilaksanakan secara dialogis atas dasar saling menghargai satu
sama lainnya. Komunikasi dialogis merupakan pondasi dalam membangun kerjasama.
Tanpa komunikasi dialogis akan terjadi dominasi pihak yang satu terhadap pihak
yang lainnya yang pada akhirnya dapat merusak hubungan yang sudah dibangun.
- Komitmen yang Kuat
Kemitraan
akan terbangun dengan kuat dan permanen jika ada komitmen satu sama lain terhadap kesepakatan-kesepakatan yang dibuat bersama.
Strategi Membangun Jejaring Kerja
dan Kemitraan
Strategi
membangun jejaring kerja dan kemitraan merupakan upaya untuk mengantisipasi
agar kemitraan tersebut tidak menemui kebuntuan atau kegagalan karena hal-hal
yang tidak prinsip atau kesalah- pahaman bisa terjadi. Dalam membangun strategi
kemitraan dapat dilakukan dengan panduan berikut :
- Membangun kemitraan bukan sekedar bertukar kartu nama dan berkenalan
Jika
sebagian besar orang merasa kurang berhasil membangun jejaring kerja
(networking) karena mereka hanya berkenalan atau bertukar kartu nama. Setelah
tiba di rumah kartu nama itu hanya disimpan dalam laci, maka akan sulit bisa
mengingat siapa mereka. Sedangkan untuk membangun kekuatan networking hanya
bisa dikerjakan dengan cara yang terorganisasi dengan baik.
- Jadilah pendengar yang baik
Pada
umumnya, para penyuluh kehutanan senang membicarakan tentang diri mereka
sendiri. Mereka akan selalu berpikir: ”apa yang bisa saya peroleh?” atau “apa
keuntungan percakapan ini untuk fasilitator sendiri?” Berikut adalah keuntungan
menjadi pendengar yang baik:
- Kita akan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dalam kesempatan pertemuan singkat tersebut Misalnya mendapatkan informasi tentang keluarga, kelompok mereka, masalah usaha dan kemajuannya serta pribadi mereka jalankan saat ini. Hal ini sangat penting guna memberikan perlakuan yang paling tepat dan di sisi lain mereka juga terkesan pada diri kita sebagai penyuluh.
- Fokus pada tujuan
Dengan
menjadi pendengar yang baik kita akan mampu memvisualisasikan siapa saja yang
harus kita dekati. Sehingga tidak perlu membuang waktu dengan mengikuti
perkumpulan yang tidak berhubungan dengan target yang ingin kita capai. Karena
kekuatan networking terletak pada kualitas dibandingkan dengan kuantitas atau
jumlahnya. Upayakan dalam 3 hari atau 72 jam kita harus berusaha terus menjalin
komunikasi dengan mereka agar mereka tidak melupakan kita begitu saja Langkah
yang bisa kita lakukan adalah mengirimkan sms, telepon, e-mail, kartu pos,
ataupun surat.
- Bersikap sabar tetapi aktif dan proaktif dalam anggota
Memberi
bisa dilakukan dalam berbagai cara entah dalam bentuk pelayanan atau kontribusi
kepada perorangan maupun group. Milikilah nilai tersendiri bagi orang lain
dengan menciptakan kerjasama yang memberikan kemudahan dan berbagai nilai yang
menguntungkan mereka.
- Bersikap lebih cerdas dan selalu menyampaiakan informasi yang akurat dan apa adanya
- Kesinambungan komunikasi
Fasilitator
harus selalu meluangkan waktu melakukan komunikasi guna mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang sudah terbangun. Hanya melalui komunikasi,
fasilitator dapat menjalin hubungan dengan para pelaku utama
- Peduli lingkungan
Fasilitator
harus memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat
disekitarnya. Banyak cara untuk mewujudkannya seperti ikut berpartisipasi dalam
kegiatan – kegiatan di masyarakat
- Membangun citra diri sebagai wirausaha
Membangun
citra sebagai wirausaha dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan
berkomunikasi, komitmen atas prinsip dan janji, professional, peduli terhadap
pelaku utama dan pelaku dan yang tidak kalah penting adalah menjaga penampilan
sebagai fasilitator
LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBANGUN
JARINGAN KEMITRAAN
Identifikasi atau Pemetaan Objek
Mitra
Fasilitator
perlu melakukan identifikasi atau memetakan pelaku utama dan pelaku usaha serta
lembaga atau organisasi yang sekiranya bisa diajak bermitra baik di wilayah
kerjanya maupun wilayah yang lebih luas. Identifikasi didasarkan pada
karakteristik dan kebutuhan bermitra. Pemetaan dilakukan secara berhadap mulai
dariscope yang lebih kecil kepada scope yang lebih besar. Berikut adalah contoh
identifikasi atau pemetaan mitra / kelompok untuk program menabung pohon yang
berpotensi dijadikan mitra kerja: Kelompok Mayarakat yang sudah maju;
Tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh; Dunia Usaha dan Industri;
Koperasi/KUD; Lembaga Pemerintah (Dinas-dinas terkait, UPT, dsb)
Menggali Informasi
Langkah
selanjutnya setelah melakukan identifikasi dan pemetaan kebutuhan adalah
menggali informasi tentang tujuan organisasi, ruang lingkup pekerjaan atau
bidang garapan, visi misi dan sebagainya. Informasi-informasi
tersebut berguna untuk menjajagi kemungkinan membangun jaringan kemitraan.
Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan pendekatan personal, informal dan
formal. Pendekatan personal lebih menekankan pada pendekatan secara
pribadi/intim tanpa memperhatikan sisi-sisi kelembagaan formal. Pendekatan
personal dapat dilakukan dengan mendatangi rumahnya dengan tujuan untuk ngobrol
tentang informasi yang ingin didapatkan. Pendekatan informal dilakukan dengan
memanfaatkan hubungan baik yang sudah terjalin. Pendekatan formal dilakukan
dengan memanfaatkan posisi atau peran seseorang dalam sebuah lembaga. Dalam
beberapa kasus, pendekatan personal dan informal akan lebih efektif bila
dibandingkan dengan pendekatan formal.
Menganalisis Informasi
Berdasarkan
data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dianalisis dan menetapkan mana
pihak-pihak yang relevan dengan permasalahan dan kebutuhan yang diperlukan utuk
dihadapi.
Penjajagan Kerjasama
Dari
hasil analisi data dan informasi, perlu dilakukan penjajagan lebih mendalam dan
intensif dengan pihak-pihak yang memungkinkan diajak kerjasama. Penjajagan
dapat dilakukan dengan cara melakukan audensi atau presentasi tentang program yang akan dijalankan.
Penyusunan Rencana Kerja
Apabila
beberapa pihak telah sepakat untuk bekerja sama, maka langkah selanjutnya
adalah penyusunan rencana kerja sama. Dalam perencanaannya harus melibatkan
pihak-pihak yang akan bermitra sehingga semua aspirasi dan kepentingan setiap
pihak dapat terwakili.
Membuat Kesepakatan
Para
pihak yang ingin bermitra perlu untuk merumuskan peran dan tanggung jawab
masing-masing pihak pada kegiatan yang akan dilakukan bersama yang dituangkan
dalam Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Penandatanganan Akad Kerjasama (MoU)
Nota
Kesepakatan yang sudah dirumuskan selanjutnya ditandatangani oleh pihak-pihak
yang bermitra.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan
kegiatan merupakan tahapan implementasi dari rencana kerjasama yang sudah
disusun bersama dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan tanggungjawab dan peran masing-masing pihak yang
bermitra.
Monitoring dan Evaluasi
Selama
pelaksanaan program kerjasama perlu dilakukan monitoring
dan evaluasi. Tujuan monitoring adalah memantau perkembangan pelaksanaan
kegiatan sehingga dapat dicegah terjadinya penyimpangan (deviasi) dari tujuan
yang ingin dicapai. Selain itu juga segala permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan kegiatan dapat dicarikan solusinya. Hasil monitoring dapat
dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi. Perlu dilakukan evaluasi bersama
antar pihak yang bermitra untuk mengetahui kegiatan yang belum berjalan
sesuairencana dan mana yang sudah, tujuan mana yang sudah tercapai dan mana
yang belum, masalah atau kelemahan apa yang menghambat pencapaian tujuan dan
penyebabnya.
Perbaikan
Hasil
evaluasi oleh pihak-pihak yang bermitra akan dipakai sebagai dasar dalam
melakukan perbaikan dan pengambilan keputusanselanjutnya apakah kerjasama akan
dilanjutkan pada tahun berikutnya atau tidak.
Rencana Tindak Lanjut
Apabila
pihak-pihak yang bermitra memandang penting untuk melanjutkan kerjasama, maka
mereka perlu merencanakan kembali kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun
berikutnya. Dalam Perencanaan selanjutnya perlu mempertimbangkan hasil evaluasi
dan refleksi sebelumya. Disamping itu, mungkin dipandang perlu untuk
memperpanjang akad kerjasama dengan atau tanpa perubahan nota kesepakatan.
Pola Kemitraan
Pihak
mana saja yang berpotensi menjadi mitra fasilitator menabung pohon dan
bagaimana pola kemitraan serta pesan masing-masing mitra dapat dituangkan dalam
perjanjian kerja. Pola kemitraan yang sudah berjalan perlu disempurnakan dengan
melibatkan pihak – pihak yang bermitra. Tujuannya adalah untuk menemukan pola
kemitraan yang lebih tepat dimana pihak-pihak yang bermitra dapatmemainkan
perannya masing-masing dengan lebih baik.
Komentar
Posting Komentar