Kecap, Dan Cara Pembuatannya. |
Kecap adalah produk yang masuk kategori bumbu yang bisa menjadi daya tarik produk UMKM karena hampir di setiap daerah ada produk keap yang memiliki cita rasa khas daerah tersebut, sehingga tidak bisa didapatkan di daerah lain.
Mungkin saya merupakan salah satu orang yang sangat tertarik mencoba keunikan berbagai produk kecap UMKM dari berbagai daerah, karena menurut saya memang produk kecap UMKM ini memang "tidak akan tertandingi" oleh produk kecap produksi pabrikan besar, terutama dalam menciptakan cita rasa yang khas.
Ambil contoh: Keunikan cita rasa soto Kudus tidak akan pernah lepas dari cita rasa khas kecap THG yang diproduksi oleh pelaku UMKM di Kudus. Sebagaimana juga kota Semarang yang memiliki kecap Mirama, Pati dengan kecap Lele-nya dan Juwana dengan kecap Gentong-nya, dan masih banyak lagi seperti Purwodadi, Kebumen dan Tegal yang memiliki produk kecap asli daerah mereka yang memang khas cita rasanya.
Kekayaaan produk kecap Jawa Tengah ini sebenarnya bisa menjadi "daya tarik" produk UMKM Jawa Tengah, selain produk macam-macam sambal dan bumbu racik. Produk-produk yang khas ini akan sulit diperbandingkan dengan daerah lain, karena memang produk ini lahir dari potensi lokal dan latas belakang sejarah yang cukup panjang.
Beberapa contoh produk kecap asli Jawa Tengah yang sudah banyak dikenal, dan digemari masyarakat karena cita rasanya yang khas:
Kecap Cap Ikan Lele Asli Kabupaten Pati |
Kecap THG Asli Kabupaten Kudus |
Kecap Mirama Asli Kota Semarang |
Kecap Gentong Asli Juwana, Pati |
Kecap Cap Udang Khas Purwodadi |
Kecap Delimas Khas Tegal |
Kecap Kentjana Khas Kebumen |
Mengingat perkembangan bisnis kuliner yang luar biasa saat ini, pastilah akan semakin ketat persaingan yang terjadi sehingga para pelaku usaha kuliner harus memiliki "nilai-nilai unik" dari olahan masakannya, dan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam cita rasa adalah kecapnya. Dengan saya menulis hal ini, saya berharap bahwa produk kecap asli Jawa Tengah yang beragam dengan cita rasa khasnya masing-masing akan menjadi daya tarik tersendiri.
Untuk melengkapi pemahaman mengenai kecap, maka berikut kami lampirkan serba-serbi pembuatan kecap dan kandungannya:
SERBA-SERBI PEMBUATAN DAN KANDUNGAN KECAP
Kecap
adalah bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa cairan berwarna
hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatan kecap umumnya
adalah kedelai atau kedelai hitam. Namun adapula kecap yang dibuat dari
bahan dasar air kelapa yang umumnya berasa asin. Kecap manis biasanya
kental dan terbuat dari kedelai, sementara kecap asin lebih cair dan
terbuat dari kedelai dengan komposisi garam yang lebih banyak, atau
bahkan ikan laut.
Kecap
adalah cairan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani berprotein
tinggi di dalam larutan garam. Kecap berwarna coklat tua, berbau khas,
rasa asin dan dapat mempersedap rasa masakan. Bahan baku kecap adalah
kedelai atau ikan rucah. Yang paling banyak diolah menjadi kecap adalah
kedelai.
Kecap termasuk bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta memiliki rasa dan aroma yang khas.
Kecap
adalah cairan kental yang banyak mengandung protein diperoleh dari
rebusan yang telah diragikan (difermentasi ) dan di tambah dengan gula,
garam, dan bumbu-bumbu. Menurut Budi Hreronymus (1993), kecap adalah
sari kedelai yang telah difermentasikan dengan atau tanpa penambah gula
kelapa dan bumbu. Pada proses pengolahan kecap ini menggunakan bahan
dasar kedelai. Kedelai berbiji hitam lebih disukai oleh produsen kecap
karena dapat memberi warna hitam alami pada kecap yang diproduksi.
Namun, karena terbatasnya produksi kedelai berbiji hitam maka produsen
kecap lebih banyak menggunakan kedelai berbiji kuning. Merapi dan
Cikuray, dua varietas unggul kedelai yang memiliki kadar protein tinggi
(sekitar 42%) cocok dijadikan bahan baku kecap, namun bijinya relatif
kecil. Mallika, varietas kedelai berbiji hitam yang dilepas pada tahun
2007, juga berbiji kecil (9,5 g/100biji) dengan kadar protein lebih
rendah (37%).
Mikroba yang Terlibat dalam Pembuatan Kecap
1. Aspergillus sp. dan Rhizopus sp.
Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang Aspergillus sp. dan Rhizopus sp.
menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian “tempe” ini dikeringkan dan
direndam di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif
terhadap pertumbuhan mikroba.
2. Zygosaccharomyces dan Lactobacillus
Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai
tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari
jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti khamir Zygosaccharomyces dan bakteri susu Lactobacillus.
Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa
dan aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi terjadi jika kadar garam
cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%.
Proses Pembuatan Kecap dan Fermentasinya
Proses
pembuatan kecap dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara
fermentasi, cara hidrolisa asam atau kombinasi keduanya tetapi yang
lebih sering dan mudah dilakukan adalah cara fermentasi. Pada cara
fermentasi, proses pembuatan kecap melalui dua tahapan, yaitu tahap
fermentasi kapang dan fermentasi larutan garam.
1) Fermentasi Kapang
Pada
tahap ini, seperti pembuatan tempe, yaitu kedelai harus dibersihkan
dulu dari kotoran yang ada pada kedelai, misalnya debu, kerikil dan
sebagainya sehingga kedelai benar-benar bersih dari kotoran. Kemudian
dilakukan proses perendaman. Proses perendaman memberi kesempatan
pertumbuhan bakteri-bakteri asam laktat sehingga terjadi penurunan pH
dalam biji menjadi sekitar 4,5 – 5,3. Penurunan biji kedelai tidak
menghambat pertumbuhan jamur tempe, tetapi dapat menghambat pertumbuhan
bakteri-bakteri kontaminan yang bersifat pembusuk. Kemudian dilakukan
pengupasan kulit dan pencucian. Fungsi dari pengupasan kulit adalah
supaya jamur dapat menembus kedelai dan dapat tumbuh dengan baik. Dan
proses pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran oleh bakteri asam
laktat yang timbul selama proses perendaman dan agar kedelai tidak
terlalu asam. Kemudian dilakukan perebusan. Proses pemanasan atau
perebusan biji setelah perendaman bertujuan untuk membunuh
bakteri-bakteri kontaminan, membantu membebaskan senyawa-senyawa dalam
biji yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur.
Kemudian
dilakukan proses fermentasi kapang. Kedelai kemudian dicampur dengan
tepung tapioka yang telah disangrai lalu dibiarkan pada suhu ruang
beberapa hari sampai ditumbuhai kapang. Tetapi ada juga yang tidak
ditambahkan tepung tapioka, yaitu dengan cara membiarkan kedelai yang
sudah bersih tadi pada suhu ruang sampai ditumbuhi kapang. Setelah itu
dilakukan proses pengeringan, biasanya dilakukan di bawah terik sinar
matahari. Tujuan dikeringkan adalah untuk memisahkan kedelai yang telah
ditumbuhi spora dengan lapuk yang dihasilkan, karena lapuk ini tidak
dibutuhkan untuk pembuatan kecap. Dan diperolehlah koji atau tempe, yang
kemudian digunakan untuk fermentasi garam.
Apabila
fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan
oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk cita rasa
pada kecap tidak terbentuk. Sedangkan apabila fermentasi kapang
berlangsung terlalu lama, maka akan terjadi sporulasi dari kapang dan
akan terbentuk amoniak yang berlebihan sehingga akan dihasilkan produk
yang kurang enak dan berbau busuk.
Selama
fermentasi kapang akan memproduksi enzim-enzim seperti protease,
lipidase, dan amilase yang akan memecah protein, lemak dan pati menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Dan beberapa fraksi hasil
pemecahan komponen-komponen kedelai tersebut adalah merupakan
senyawa-senyawa yang meguap yang dapat memberikan kesedapan yang
spesifik pada kecap.
Kedelai
yang telah mengalami fermentasi kapang atau telah menjadi tempe dan
sudah dikeringkan, dicampur dengan larutan garam kemudian diperam selama
3 sampai 4 minggu bahkan kadang-kadang ada yang lebih dari sebulan.
Konsentrasi larutan garam yang biasa dipakai adalah sekitar 20 sampai 22
persen.
Selama proses fermentasi garam, setiap hari dilakukan pengadukan dan penjemuran. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan terutama mikroba pembusuk.
Pada
waktu fermentasi dalam larutan garam, enzim yang dihasilkan pada waktu
fermentasi kapang akan bekerja lebih sempurna dalam memecah
komponen-komponen yang terdapat pada kedelai. Asam-asam organik yang
terbentuk selama fermentasi, akan dapat mengurangi rasa asin yang
disebabkan oleh garam.
Pada
pembuatan kecap tradisonal di Indonesia, setelah proses penyaringan
dilanjutkan dengan proses pemasakan. Pada saat itu ditambahkan gula
merah atau gula aren. Pemasakan dilanjutkan sampai diperoleh produk
dengan konsistensi tertentu (agak kental). Pada tahap pemasakan ini pula
dilakukan penambahan bumbu-bumbu seperti daun salam, pekak dan yang
lain-lainnya.
Pengendalian Proses Fermentasi Kecap
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan atau pengendalian proses dalam proses fermentasi kecap diantaranya:
Kedelai;
Kedelai
dengan kandungan protein tinggi merupakan bahan dasar yang baik untuk
pembuatan kecap. Penggunaan bahan dasar kedelai bebas lemak selain
harganya lebih murah, juga dapat memperpendek waktu fermentasi garam.
Waktu Dalam Melakukan Fermentasi Kapang;
Apabila
fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat maka enzim yang dihasilkan
oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk cita rasa
pada kecap tidak terbentuk. Sedangkan apabila fermentasi kapang
berlangsung terlalu lama, maka akan terjadi sporulasi dari kapang dan
akan terbentuk amoniak yang berlebihan sehingga akan dihasilkan produk
yang kurang enak dan berbau busuk.
Konsentrasi garam;
Konsentrasi
garam yang optimal antara 20-22% berpengaruh terhadap hidrolisis
protein dalam fermentasi garam dan kecepatan asam laktat dan asam
organik.
Pengadukan dan Penjemuran;
Selama
proses fermentasi garam, setiap hari dilakukan pengadukan dan
penjemuran. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan terutama mikroba pembusuk. Selain itu
adalah untuk menyeragamkan kandungan garam pada campuran.
Pengaturan Suhu;
Pengaturan suhu dalam proses fermentasi garam sangat penting. Suhu yang paling baik untuk proses fermentasi ini, adalah 40,50C.
Itu alasan juga mengapa dilakukan proses penjemuran, karena kalau
disimpan pada suhu ruang, maka itu adalah momen yang baik untuk bakteri
patogen tumbuh.
Perubahan yang Terjadi Selama Fermentasi
Selama
proses fermentasi baik fermentasi kapang maupun fermentasi garam akan
terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi karena
aktifitas dari mikroba tersebut.
Selama
fermentasi kapang, kapang yang berperan akan memproduksi enzim seperti
misalnya enzim amilase, protease dan lipase. Dengan adanya kapang
tersebut maka akan terjadi pemecahan komponen-komponen dari bahan
tersebut.
Produksi
enzim dari kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
waktu lamanya fermentasi atau waktu inkubasi. Bila waktunya terlalu lama
maka akan terjadi pembentukan spora kapang yang berlebihan dan ini akan
menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak diinginkan.
Selama
proses fermentasi garam, enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan
memecah komponen-komponen gizi dari kedelai menjadi senyawa-senyawa yang
lebih sederhana. Protein kedelai akan diubah menjadi asam amino,
sedangkan karbohidrat dan gula akan diubah menjadi asam organik.
Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya
yang merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol.
Reaksi antara asam-asam organik dan etanol atau alkohol lainnya akan
menghasilkan ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan
aroma. Dan adanya reaksi antara asam amino dengan gula akan menyebabkan
terjadinya pencoklatan yang akan mempengaruhi mutu produk secara
keseluruhan.
Kriteria Hasil Akhir
Berikut adalah kriteria hasil akhir pada proses fermentasi kecap yang dilakukan secara benar:
Bau dan Rasanya Sedap (Khas Kecap);
Enzim-enzim hasil dari fermentasi kapang akan memecah
komponen-komponen gizi dari kedelai menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana. Protein kedelai akan diubah menjadi asam amino, sedangkan
karbohidrat dan gula akan diubah menjadi asam organik. Senyawa-senyawa
tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya yang merupakan
hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi antara
asam-asam organik dan etanol atau alkohol lainnya akan menghasilkan
ester-ester yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma.
Ciri-Ciri Kecap yang Tidak Jadi
Berikut adalah ciri jika kecap tidak jadi:
Bau Busuk;
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa hal ini disebabkan karena produksi enzim dari kapang yang digunakan. Produksi enzim dari kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu lamanya fermentasi atau waktu inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora kapang yang berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak diinginkan.
Tidak Terbentuk Cita Rasa Khas Kecap;
Hal ini terjadi jika fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat, akibatnya enzim yang dihasilkan oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk citarasa pada kecap tidak akan terbentuk.
Berikut adalah ciri jika kecap tidak jadi:
Bau Busuk;
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa hal ini disebabkan karena produksi enzim dari kapang yang digunakan. Produksi enzim dari kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu lamanya fermentasi atau waktu inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi pembentukan spora kapang yang berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya cita rasa yang tidak diinginkan.
Tidak Terbentuk Cita Rasa Khas Kecap;
Hal ini terjadi jika fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat, akibatnya enzim yang dihasilkan oleh kapang akan berkurang dan komponen-komponen pembentuk citarasa pada kecap tidak akan terbentuk.
Kandungan Pada Kecap
Kaya Asam Amino;
Bahan baku utama kecap pada umumnya adalah kedelai. Hal ini memiliki keunggulan tersendiri karena kedelai memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama protein dan karbohidrat . Asam amino yang terdapat pada kedelai adalah leusin dan lisin. Keduanya merupakan asam amino yang sangat diperlukan oleh enzim pemecah kedelai untuk menghasilkan kecap dengan cita rasa yang enak, lezat, dan khas.
Jenis kedelai yang umum digunakan dalam pembuatan kecap adalah kedelai hitam dan kedelai kuning. Perbedaan tersebut hanya terletak pada ukuran biji dan warna kulit. Kedelai hitam berukuran lebih kecil dibanding kedelai kuning, tetapi tidak ada perbedaan komposisi gizi di antara keduanya. Selain itu, perbedaan jenis kedelai tersebut tidak berpengaruh terhadap efektivitas fermentasi. Kepopuleran kacang kedelai didasarkan pada nilai gizinya yang tinggi. Mutu protein kedelai termasuk paling unggul dibandingkan dengan jenis tanaman lain, bahkan hampir mendekati protein hewani. Hal ini disebabkan oleh banyaknya asam amino essensial yang terkandung dalam kedelai, seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, metionin, treonin, dan triptopan.
Zat Gizi mikro;
Ke dalam kecap dapat ditambahkan zat gizi mikro yang sangat penting bagi kesehatan, seperti mineral iodium, zat besi, dan vitamin A. Ketiga zat gizi mikro tersebut sangat perlu ditambahkan, mengingat masih banyaknya masalah gizi akibat kekurangan zat-zat tersebut.
Kecap yang telah difortifikasi dengan mineral iodium, zat besi, dan vitamin A, saat ini dengan mudah dapat kita jumpai di pasaran. Hal ini tentu memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pengentasan pelbagai masalah yang menyangkut gizi.
Kaya Asam Amino;
Bahan baku utama kecap pada umumnya adalah kedelai. Hal ini memiliki keunggulan tersendiri karena kedelai memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama protein dan karbohidrat . Asam amino yang terdapat pada kedelai adalah leusin dan lisin. Keduanya merupakan asam amino yang sangat diperlukan oleh enzim pemecah kedelai untuk menghasilkan kecap dengan cita rasa yang enak, lezat, dan khas.
Jenis kedelai yang umum digunakan dalam pembuatan kecap adalah kedelai hitam dan kedelai kuning. Perbedaan tersebut hanya terletak pada ukuran biji dan warna kulit. Kedelai hitam berukuran lebih kecil dibanding kedelai kuning, tetapi tidak ada perbedaan komposisi gizi di antara keduanya. Selain itu, perbedaan jenis kedelai tersebut tidak berpengaruh terhadap efektivitas fermentasi. Kepopuleran kacang kedelai didasarkan pada nilai gizinya yang tinggi. Mutu protein kedelai termasuk paling unggul dibandingkan dengan jenis tanaman lain, bahkan hampir mendekati protein hewani. Hal ini disebabkan oleh banyaknya asam amino essensial yang terkandung dalam kedelai, seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, metionin, treonin, dan triptopan.
Zat Gizi mikro;
Ke dalam kecap dapat ditambahkan zat gizi mikro yang sangat penting bagi kesehatan, seperti mineral iodium, zat besi, dan vitamin A. Ketiga zat gizi mikro tersebut sangat perlu ditambahkan, mengingat masih banyaknya masalah gizi akibat kekurangan zat-zat tersebut.
Kecap yang telah difortifikasi dengan mineral iodium, zat besi, dan vitamin A, saat ini dengan mudah dapat kita jumpai di pasaran. Hal ini tentu memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pengentasan pelbagai masalah yang menyangkut gizi.
Manfaat Kecap
Kecap yang telah difortifikasi dengan mineral iodium, zat besi, dan vitamin A, saat ini dengan mudah dapat kita jumpai di pasaran. Hal ini tentu memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pengentasan pelbagai masalah yang menyangkut gizi.
Misalnya gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), anemia gizi akibat defisiensi zat besi, kekurangan vitamin A yang berdampak luas terhadap pemeliharaan sistem penglihatan (mencegah masalah kebutaan), serta peningkatan sistem pertahanan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit infeksi.
Sebenarnya bukan dari kecapnya kita mendapatkan tambahan nilai gizi, tetapi dari makanan yang berbumbu kecap tersebut. Dengan demikian, kecap memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan asupan zat gizi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Karena rasanya yang khas dan sangat disukai, kecap cepat dikenal di berbagai negara, terutama di negara belahan Timurdengan berbagai nama dan modifikasi dari segi penampakan, cita rasa, dan komposisinya. Kecap (soy sauce) dikenal di berbagai negara dengan nama yang berbeda. Misalnya shoyu di Jepang, chiang-yu (Cina), kanjang (Korea), toyo (Filipina), dan see-ieu (Thailand).
Penggunaan kecap sebagai bumbu penyedap telah lama dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Sulit kita membayangkan bagaimana rasanya gado-gado, sate kambing, bubur ayam, dan masakan lainnya tanpa kehadiran kecap di dalamnya. Berkembangnya industri makanan, terutama industri mi instan, yang menggunakan kecap sebagai salah satu komponen bumbu, turut mendorong berkembangnya industri kecap di Indonesia. Kecap juga dikenal di AS sebagai bumbu makanan nonoriental, seperti steak, burger, dan barbeque.
Kecap yang telah difortifikasi dengan mineral iodium, zat besi, dan vitamin A, saat ini dengan mudah dapat kita jumpai di pasaran. Hal ini tentu memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pengentasan pelbagai masalah yang menyangkut gizi.
Misalnya gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), anemia gizi akibat defisiensi zat besi, kekurangan vitamin A yang berdampak luas terhadap pemeliharaan sistem penglihatan (mencegah masalah kebutaan), serta peningkatan sistem pertahanan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit infeksi.
Sebenarnya bukan dari kecapnya kita mendapatkan tambahan nilai gizi, tetapi dari makanan yang berbumbu kecap tersebut. Dengan demikian, kecap memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan asupan zat gizi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Karena rasanya yang khas dan sangat disukai, kecap cepat dikenal di berbagai negara, terutama di negara belahan Timurdengan berbagai nama dan modifikasi dari segi penampakan, cita rasa, dan komposisinya. Kecap (soy sauce) dikenal di berbagai negara dengan nama yang berbeda. Misalnya shoyu di Jepang, chiang-yu (Cina), kanjang (Korea), toyo (Filipina), dan see-ieu (Thailand).
Penggunaan kecap sebagai bumbu penyedap telah lama dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Sulit kita membayangkan bagaimana rasanya gado-gado, sate kambing, bubur ayam, dan masakan lainnya tanpa kehadiran kecap di dalamnya. Berkembangnya industri makanan, terutama industri mi instan, yang menggunakan kecap sebagai salah satu komponen bumbu, turut mendorong berkembangnya industri kecap di Indonesia. Kecap juga dikenal di AS sebagai bumbu makanan nonoriental, seperti steak, burger, dan barbeque.
Komentar
Posting Komentar