Instagram Untuk Pemasaran |
Menggunakan instagram ? Bagus! Instagram memang bisa menjadi marketing tool yang efektif, namun hanya bila digunakan dengan benar. Tulisan dari Ghani Kunto, Empathic Marketing di bawah ini akan sangat sangat membantu teman-teman dalam menggunakan sebagai referensi Instagram marketing Anda. Mulai dari panduan awal untuk mulai menggunakan Instagram untuk pemasaran, sampai ke strategi dan tools ampuh yang perlu dicoba, sampai ke tips & tricks untuk Anda yang telah ahli membangun brand dengan menggunakan Instagram, semua ada di artikel ini.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa:
- “Buat selfie doang kan?”
- “Cocoknya untuk brand yang jualan barang. Gak cocoklah untuk brand penyedia jasa.”
- “Mungkin pas untuk perusahaan besar seperti Nike dan Starbucks. Gak cocoklah untuk usaha kecil seperti punya saya.”
- “Mungkin pas untuk usaha kecil-kecilan seperti punya si A dan si B yang jualan brownies dan makeup online. Gak cocoklah untuk usaha saya.”
- “Cuma trend sementara, sebentar lagi juga orang dah bosan.”
- “Mainannya alay!”
Coba perhatikan beberapa data riset berikut dan putuskan sendiri apakah kerisauan di atas memang beralasan. Data didapatkan dari hasil riset TNS, Jakpat, Iconosquare, dan Empathic Marketing.
Data riset perilaku pengguna Instagram:
- Indonesia adalah negara pengguna Instagram kedua terbesar di Asia (nomor 4 di dunia)
- Jumlah pengguna aktif per bulan di Indonesia meningkat menjadi 2x lebih banyak tahun ke tahun (Januari 2016)
- 57% pengguna Instagram di Indonesia telah menggunakannya 1-2 tahun terakhir
- Pengguna Instagram di Indonesia tergolong aktif. 97% dari mereka sering berkomentar dan mention teman-teman mereka di bagian komentar
- 21% pengguna Instagram di Indonesia mengunggah 1-2 foto setiap hari
- 71% pengguna Instagram di Indonesia mengecek akunnya setiap mereka ada waktu luang. 12% melakukan ini sedikitnya 1 kali setiap jam.
- 89% pengguna Instagram di Indonesia berumur 18 – 34 tahun
- 63% pengguna Instagram di Indonesia adalah perempuan
- Hanya 7% pengguna Instagram di Indonesia mem-posting foto makanan/minuman
- 45% pengguna Instagram di Indonesia sering membeli barang-barang yang mereka temukan di Instagram
Data riset perilaku perusahaan di Instagram:
- 53% akun Instagram milik usaha di Indonesia adalah akun dari perusahaan yang bergerak di industri fashion. 11% dari industri farmasi, kesehatan dan kecantikan. 7% dari industri makanan
- Cukup banyak perusahaan yang telah mencoba menggunakan Instagram. 33% akun Instagram perusahaan di Indonesia telah aktif selama 2-3 tahun
- Cukup banyak juga perusahaan yang berhenti di tahap coba-coba saja. 15% akun Instagram milik usaha di Indonesia hanya melakukan posting 1 kali setiap bulan. 14% akun usaha di Indonesia tidak pernah menjawab komentar konsumen di Instagram
- Walau hanya 18% dari akun usaha melakukan posting sedikitnya 1 kali sehari, 74% mengaku segera menjawab komentar konsumen di akun Instagram
- Dua cara paling sering dipakai untuk mempromosikan akun mereka adalah:
- Penggunaan tagar (hashtag)
- Bekerja sama dengan influencer untuk mendapatkan endorsement mereka
Ok, jadi pengguna Instagram di Indonesia aktif, banyak, meningkat, dan tidak punya masalah berinteraksi dengan merek yang ada di sana. Sedangkan perusahaan Indonesia di Instagram? Sebagian besar mereka belum serius menggarap Instagram sebagai marketing tool.
Bukankah ini kesempatan yang tepat untuk mulai menggunakan Instagram untuk meningkatkan penjualan?
Potensi dan Batasan Instagram Sebagai Media Komunikasi
Data memang mendukung untuk menggunakan Instagram, tapi apa tidak lebih baik fokus ke yang lain dulu?
Ya, hasil yang didapatkan dari Instagram memang akan lebih baik bila terintegrasi dengan kampanye yang sedang direncanakan di channel komunikasi lainnya. Namun, sebenarnya Anda bisa saja membangun semua channel bersamaan bila diawali dengan perencanaan yang komprehensif. Dan sebelum dapat membangun rencana, kita perlu lebih mendalami potensi dan batasan setiap alat yang tersedia.
Batasan Instagram
- Instagram bukan media yang cocok untuk menyampaikan pesan yang berbasis argumen logika. Bila Anda butuh media untuk menyampaikan bahwa bunga produk deposito Anda 0.1% lebih tinggi dari rata-rata, atau bahwa layanan ponsel Anda lebih hemat (namun hanya pada jam tertentu, tapi gak masalah karena untuk tipe orang tertentu waktu itulah yang paling tepat untuk bicara di telepon), Anda membutuhkan media komunikasi yang lain
- Instagram bukan media yang cocok untuk menyampaikan pesan yang berkesan menakut-nakuti. Bila Anda ingin mengiklankan klinik gigi Anda dengan menunjukkan betapa menjijikkannya mulut pasien yang tidak pernah gosok gigi, Anda membutuhkan media komunikasi yang lain
- Instagram bukan media yang cocok untuk menyampaikan pesan yang statis. Seperti disampaikan SproutSocial, 50% dari interaksi yang didapatkan dari konsumen di Instagram terjadi dalam 6 jam pertama setelah posting. Dengan kata lain, Anda tidak bisa berharap untuk menciptakan suatu mahakarya yang bisa ditinggal begitu saja di Instagram dan terus mendapatkan perhatian dari para pembeli.
NOTE: untuk dua batasan Instagram yang pertama,
perlu digarisbawahi bahwa kesalahan ada di pesan yang disampaikan dan
cara penyampaiannya, bukan di jenis usahanya.
Seperti yang dialami klien kami, klinik gigi bisa saja sukses di Instagram bila yang ditunjukkan adalah senyuman manis, makanan enak yang bisa dimakan bila gigi lengkap, dan anak-anak yang happy di ruang tunggu klinik yang sudah disulap menjadi playground mini. Demikian juga dengan perusahaan finansial. Instagram akan lebih sukses bila digunakan untuk menunjukkan lifestyle yang bisa didapatkan bila keuangan kita terencana, bukan dengan menunjukkan suku bunga.
Intinya, Instagram adalah media untuk menyampaikan Context, bukan Content. Anda perlu meramu pesan yang menyampaikan benefit yang relevan untuk konsumen Anda, bukan sekedar fitur produk Anda.
Seperti yang dialami klien kami, klinik gigi bisa saja sukses di Instagram bila yang ditunjukkan adalah senyuman manis, makanan enak yang bisa dimakan bila gigi lengkap, dan anak-anak yang happy di ruang tunggu klinik yang sudah disulap menjadi playground mini. Demikian juga dengan perusahaan finansial. Instagram akan lebih sukses bila digunakan untuk menunjukkan lifestyle yang bisa didapatkan bila keuangan kita terencana, bukan dengan menunjukkan suku bunga.
Intinya, Instagram adalah media untuk menyampaikan Context, bukan Content. Anda perlu meramu pesan yang menyampaikan benefit yang relevan untuk konsumen Anda, bukan sekedar fitur produk Anda.
Potensi Instagram
Bila Anda telah mengetahui apa saja benefit yang memang terbukti relevan dari produk dan jasa Anda (bukan sekedar diduga relevan), saatnya memikirkan cara yang tepat untuk menyampaikan pesan tersebut dengan menggunakan Instagram.
Tentu ada sudah tahu bahwa Instagram bisa memuat foto dan video pendek, tapi apa sebaiknya isi foto dan video pendek tersebut? Berikut beberapa ide foto dan video yang terbukti sukses:
Produk Anda
Tidak perlu ditulis di sini pun Anda pasti akan melakukan ini kan? Tapi ingat, foto produk Anda harus dapat menyampaikan cerita. Contohnya lihat feed Instagram Herschel. Brand ini bukan jualan backpack. Dia jualan adventure!
Sneak Peek
Tidak perlu jaim dan menunggu produk Anda sempurna sebelum mulai mengundang konsumen untuk melihatnya. Memberikan konsumen kesempatan untuk mengintip prototype produk Anda malah bisa mendorong pre-order, seperti yang terjadi dengan Trinity Coffee. Produk perusahaan ini sudah sold out bahkan jauh sebelum produk yang pertama sampai di tangan konsumennya.
Kantor/tempat kerja Anda
Kalau Anda kerja di Google atau Facebook, gampanglah mencari sudut yang “instagenic”. Tapi bagaimana bila Anda kerja di pabrik? Tidak masalah. Bahkan terkadang tempat yang biasa saja (seperti kantin kantor) bisa tampil menarik bila mendapatkan lighting yang tepat.
Dan sebagainya
Jenis isi konten yang dapat Anda share melalui Instagram banyak sekali dan hanya dibatasi kreatifitas Anda (dan batas kemampuan Anda untuk meniru tanpa menjiplak konten orang lain).
Tentu saja target pasar Anda juga jadi faktor penentu isi konten yang dapat Anda share. Bila Anda berjualan produk penurun berat badan, mungkin bukanlah ide yang baik untuk terus menerus posting gambar martabak manis. Kenali target pasar Anda, selanjutnya penggunaan tagar yang tepat dan tindakan taktis lainnya cuma jadi soal mengikuti step-by-step yang telah dijabarkan.
Mari mulai menggunakan Instagram
Cara menemukan app Instagram di App Store/Google Play, cara install, dan setup awal tidak perlu dibahas lah ya. Beberapa tips dari situs corporate Instagram sendiri di bawah ini sudah cukup berguna.
Rencanakan Posting Instagram Anda
Sebelum posting satupun foto/video di Instagram, Anda perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut:
Apa tujuan akun Instagram Anda?
Conversion?
Ini berarti Anda berjualan langsung di Instagram dan Anda ingin konsumen langsung memesan barang yang dilihatnya di Instagram. Ini cocok untuk menangkap tipe konsumen yang lebih impulsif. Kemungkinan ini akan dilakukan oleh konsumen dengan menghubungi Anda melalui WhatsApp, Line atau BB (tergantung umur dan tempat tinggal mereka)
Traffic?
Ini berarti Anda berharap konsumen akan klik link di Instagram dan melanjutkan proses belanja di platform lain (misalnya website atau FB). Ini cocok untuk menangkap tipe konsumen yang perlu waktu untuk memikirkan dan membandingkan alternatif. Anda dapat menyiapkan sistem yang dapat menangkap data konsumen setelah mereka datang ke situs/FB And. Sistem inilah yang akan melakukan followup secara otomatis. Sistem yang dimaksud bisa berupa newsletter, kampanye remarketing, atau pendekatan lainnya.
Brand Building?
Ini berarti Anda mencari engagement dari pasar sasaran Anda. Tolak ukur kesuksesan bukan penjualan atau CTR melainkan seberapa peduli konsumen Anda pada pesan Anda, dan apa yang mereka lakukan ketika mereka melihatnya. Metriks apa yang tepat untuk mengukur keberhasilan engagement? Tergantung siapa yang Anda tanya dan jawaban mereka tergantung pada solusi apa yang mereka jual. Bila Anda bertanya pada agency yang jualannya palu, jawabannya pasti paku.
Siapa konsumen ideal Anda?
Bicara soal metafor palu dan paku, dari nama perusahaan kami saja sudah terlihat apa “palu dan paku” kami. Empathic Marketing menomorsatukan kemampuan perusahaan untuk berempati dengan konsumennya. Bila Anda mendalami apa yang dibutuhkan dan dirasakan konsumen, semuanya akan menjadi mudah, termasuk dalam menentukan strategi dan konten seperti apa yang tepat untuk Instagram Anda. Ciptakan Buyer Persona klien ideal Anda, temukan dia di Instagram, dan perhatikan perilakunya di sana (tagar yang dipakai, kapan dia aktif, akun apa yang diikutinya, konten seperti apa yang membuat dia berkomentar, dst)
Belum memiliki Buyer Persona untuk klien Anda? Jawab saja beberapa pertanyaan berikut:
- Apa latar belakang pembeli ideal Anda? (Pekerjaan, jabatan, jumlah anggota keluarga, status pernikahan)
- Faktor demografis apa saja yang mendefinisikan dirinya? (Jenis kelamin, umur, pendapatan, jumlah uang yang ditabung setiap bulan, tempat tinggal)
- Apa saja ciri khas pembeli ideal Anda? (Pembawaan, metode komunikasi yang disukai, dll)
- Apa saja aspirasi pembeli ideal Anda? (Tujuan professional, tujuan personal)
- Apa saja tantangan yang dihadapinya, dan apa saja yang menjadi sumber frustasi untuk dirinya?
Sumber daya seperti apa yang dapat Anda alokasikan untuk Instagram?
Dari 5 M yang biasa dipikirkan oleh seorang business manager (man, machine, material, method/minutes, money) mana yang kira-kira akan jadi tantangan terbesar dalam menjalankan strategi Instagram Anda? Apa yang bisa Anda lakukan/siapkan untuk mengantisipasi kekurangan tersebut?
Konten yang tepat untuk Instagram
Berhubung Instagram adalah platform visual, sebagus apapun rencana Anda, bila posting Anda secara visual tidak menarik, akun Instagram Anda akan menemukan akhir yang naas. Perhatikan beberapa poin berikut agar konten Instagram Anda tampil menarik:
Ikuti aturan dasar komposisi fotografi
Para Instagrammer handal memiliki best practices mereka sendiri. Baca artikel dari Hubspot ini yang mencakup kumpulan tips dan trik yang cukup komprehensif untuk mobile photography .
ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)
Ikuti akun saingan Anda, akun brand luar negeri yang mirip brand Anda, dan follow juga konsumen ideal Anda
- Pelajari jenis-jenis foto yang bagus
- Kata-kata yang digunakan
- Bila Anda akan hire seseorang untuk melakukannya, perhatikan feednya/portfolionya – apakah dia memiliki style yang sama?
- Bila Anda akan bekerja sama dengan Influencer, perhatikan style-nya
Kuasai tagar yang dipakai konsumen Anda, mulailah aktif di sana (gunakan tagar tersebut, like & comment di foto yang menggunakan tagar itu, dll)
- Ini bukan soal ikut-ikutan tagar mana yang paling populer. Carilah tagar yang paling populer DAN relevan.
- Ciptakan hashtag sendiri – ini nanti berguna untuk membangun brand dan berinteraksi dengan Fans
UGC (User Generated Content) termasuk strategi level Advanced, tapi tidak ada salahnya bila Anda mulai mencobanya. Bisa dimulai dengan menggunakan foto yang diambil oleh konsumen yang menurut Anda mewakili brand Anda. Tentu saja Anda perlu memberikan atribusi yang lengkap, sembari berterima kasih dan mengangkat profil konsumen Anda.
Anda juga dapat menggunakan foto Creative Commons yang Anda modifikasi dengan kata-kata yang lucu atau kutipan motivasi. Beberapa situs yang patut Anda kunjungi untuk mendapatkan stock photo yang bagus (dan gratis!)
Curated:
Uncurated (tapi pilihan lebih banyak):
Bangun koleksi foto Anda, dan gunakan app lain untuk menambahkan kata-kata di atas. Banyak sekali app yang dapat digunakan di telepon Anda untuk melakukan ini. Atau, bila Anda melakukan editing menggunakan desktop/laptop, Canva juga sangat berguna.
Awas! Jangan sampai Anda tidak sengaja mencuri foto orang lain! Pastikan Anda mengerti dan mengikuti aturan hak milik (copyright, creative commons, etc). Untuk list sumber gambar yang lebih lengkap, lihat saja daftar situs portal gambar yang dikumpulkan oleh John Rampton di sini
Lakukan perencanaan konten sebulan dan seminggu sekali
Integrasikan pesan yang akan Anda sampaikan dengan kampanye marketing lainya yang akan dijalankan perusahaan Anda
Cara paling mudah adalah dengan menggunakan Content & Editorial Plan. Untuk template-nya, ikuti saja yang telah kami siapkan gratis untuk dipakai (klik gambar di bawah untuk akses)
Ukur, perbaiki, ulang!
Tidak semua strategi akan langsung membuahkan hasil. Terkadang suatu strategi butuh waktu untuk terbukti sukses maupun gagal. Anda perlu mengukur performa Instagram Anda di setiap langkah, bukan hanya di langkah terakhir. Untungnya, semenjak dibeli oleh Facebook, mengukur performa strategi Instagram kita menjadi semakin mudah.
Berikut beberapa tools yang bisa Anda gunakan:
Sprout Social
Salah satu pemain lama di dunia online analytics, Sprout Social kini juga dapat digunakan merencanakan, memantau, dan mengeksekusi strategi Instagram Anda. Bila Anda telah melakukan pemasaran menggunakan Facebook, Twitter, atau social media lainnya, kemungkinan Anda sudah familiar dengan Sprout. Bagusnya lagi, semua platform social media Anda jadi ada di satu tempat bila Anda menggunakan Sprout. Tentu saja karena ini servis tingkat premium, harganya pun tidak murah. Paket paling hemat yang mereka sediakan mulai dari $59 per bulan. Tapi Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari kok. Why not?
Ah, dan mereka juga menyediakan panduan untuk Anda yang ingin mulai menggunakan Instagram Ad. Panduannya bisa dibaca di sini: http://sproutsocial.com/insights/how-to-advertise-on-instagram/
Iconosquare
Mau alat yang khusus hanya mengukur performa Instagram? Anda perlu Iconosquare. Saya sendiri menggunakannya untuk akun Instagram pribadi saya (versi gratisnya). Bila ingin menggunakan versi bisnisnya, cenderung murah kok. Anda hanya butuh $28.80 per tahun, atau bila ingin analisa yang lebih dalam, bisa rogoh kocek sedikit lebih dalam dan dapat paket komplit mereka seharga $149 per tahun. Fitur pembeda kedua fitur tersebut cukup banyak, tapi yang paling unik alat untuk menganalisa kompetitor, termasuk konten apa yang sukses (dan bisa Anda tiru) di akun mereka. Anda bisa menghemat banyak waktu dengan fitur ini.
Squarelovin
Mau yang seperti Iconosquare, tapi gratis? Ada Squarelovin. Mirip Iconosquare tapi masih belum sempurna (makanya masih gratis). Semua data analisa sederhana ada di Squarelovin dan cukup baik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan awal mengenai kampanye Instagram Anda. Mau tau post seperti apa yang paling banyak mendapatkan likes atau comments? Mau tau tagar mana yang paling berguna untuk Anda? Mau tau kapan waktu terbaik untuk mengunggah posting baru? Semuanya ada di sini. Sayangnya tool ini tidak memiliki fitur competitive intelligence, jadi hanya benar-benar berguna bila Anda sudah mulai menggunakan Instagram dan mau melakukan berbagai experimen sendiri.
Alat ukur lainnya
Berikut beberapa analytic tool lain yang tidak ada salahnya untuk Anda coba:
- http://locowise.com/
- https://socialrank.com/
- http://www.crowdfireapp.com
- http://simplymeasured.com/
- http://www.tagsleuth.com/
- http://www.olapic.com/
- https://unionmetrics.com/
- http://www.curalate.com/
Semua pengguna Instagram sepertinya ingin mendapatkan follower sebanyak-banyaknya. Tapi, bila follower Anda tidak berinteraksi dengan Anda, apa gunanya? Berikut beberapa engagement data points yang dapat Anda gunakan sebagai benchmark (data diekstrapolasi dari laporan Track Maven mengenai perusahaan Fortune 500 yang ada di Instagram, dan dari laporan Totems):
- Bila Anda memiliki 1,000 follower, targetkan 37 interaksi (likes dan comments) untuk setiap post
- Bila Anda memiliki 500 follower, targetkan 19 interaksi untuk setiap post
- Bila Anda memiliki 5,000 follower, targetkan 185 interaksi per post
- Anda akan mendapatkan jauh lebih banyak likes daripada comments. Perbandingan likes:comments yang normal adalah 100:1
Jadi, bila Anda menemukan bahwa akun saingan Anda memiliki 15 ribu follower namun interaksinya minim, ini adalah tanda bahwa dia kurang memperhatikan followernya. Ini adalah kesempatan untuk Anda masuk. Atau, bisa juga ini adalah tanda bahwa follower saingan Anda tadi ternyata follower palsu.
Etiket Instagram
Sopan santun di Instagram sederhana saja: anggap saja akun Instagram adalah acara open house di rumah Anda. Anda perlu menunjukkan sisi terbaik rumah Anda dan berinteraksi dengan orang-orang yang datang, tanpa bersikap memaksa.
Demikian juga bila Anda mengunjungi akun konsumen dan saingan Anda. Anggaplah Anda sedang bertamu di rumah mereka. Tidak mungkin kan sedang bertamu lantas tiba-tiba berteriak lantang, “Dah tau belum cara melangsingkan badan? Sini datang ke rumahku!”
Sayangnya banyak yang menyampah seperti itu dibagian comment. Tidak usah ragu untuk report spam bila ada yang melakukannya di akun Anda. Dan tentu saja, jangan lakukan itu di akun orang lain. Susah kalau akun Anda dicap sebagai spam oleh Instagram.
Tapi bagaimana dengan orang iseng? Selalu ada orang iseng di internet kan? Dan komentar apa yang perlu ditanggapi? Kalau ada yang berkomentar tapi tidak pada tempatnya, apakah kita perlu memperbaikinya?
Untuk menjawab semua pertanyaan tadi, Hubspot dan Iconosquare sempat kerjasama dan ini aturan yang sepertinya memang tepat untuk diikuti ketik berinteraksi dengan orang-orang di Instagram (dan sosmed lainnya).
Menumbuhkan Jumlah Follower
Ini dia yang sepertinya semua orang inginkan jawabannya. Bagaimana cara mendapatkan lebih banyak Instagram follower?
Beriklan di Instagram
Ini cara yang tentu saja diinginkan oleh pihak Instagram dan Facebook. Semakin banyak Ada beriklan, mereka semakin untung. Tidak masalah bukan bila memang efektif? Sederhana sekali caranya. Tinggal masuk ke Power Editor Anda dan pasang iklan seperti Anda akan memasang iklan di Facebook, tapi pastikan kotak Instagram sudah dicentrang. Belum pernah beriklan di Facebook? Untuk caranya lebih baik langsung dari Facebook saja ya: https://www.facebook.com/business/products/ads
Gunakan Instagram Influencer
Anda bisa “menyewa” akun mereka atau mendapatkan endorsement mereka. Untuk lebih detailnya langsung saja unduh Panduan Awal Penggunaan Instagram Sebagai Alat Pemasaran
Adakan Sayembara Instagram
Nah, ini sudah termasuk teknik Advanced sebenarnya. Istilah kerennya UGC atau User Generated Content. Strategi ini biasanya tidak tepat bila dilaksanakan di awal hidup akun Instagram Anda, namun dapat menjadi cara yang efektif untuk menggenjot interaksi dan jumlah follower Anda bila dilaksanakan setelah akun Anda sudah lumayan aktif. Cara melakukan kontes?
- Tentukan angka-angka penting: durasi kontes, anggaran, target, benchmark
- Tentukan cara berpartisipasi
- Temukan tagar yang tepat
- Tentukan tema
- Tentukan dengan jelas cara menentukan pemenang
- Tentukan cara membagikan hadiah
- Tentukan S&K lainnya
- Bangun landing page
- Promosikan kontes Anda
- Monitor dan evaluasi pelaksanaan kontes
- Follow up
Sudah saatnya Anda mulai menggunakan Instagram untuk pemasaran
Informasi sebanyak apapun tidak akan pernah cukup. Terkadang yang menjadi hambatan bukanlah lack of information, melainkan lack of action. Sudah, tunggu apa lagi? Yuk mulai menggunakan Instagram untuk pemasaran dan meningkatkan penjualan!
Referensi : "Manual: Menggunakan Instagram Untuk Pemasara" - Penulis: Ghani Kunto
Komentar
Posting Komentar