Produk UKM Indonesia Bukukan Rp 2 M di Kuala Lumpur
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Aneka produk usaha kecil dan
menengah (UKM) dari sejumlah daerah di Tanah Air membukukan transaksi
sebesar Rp 2 miliar dalam pameran ASEAN SME Showcase & Conference
2015 di Kuala Lumpur, Malaysia, 26--28 Mei 2015.
Berdasarkan
keterangan KBRI Kuala Lumpur, Selasa (2/6), menyebutkan bahwa selama
tiga hari berpameran, Pavilion Indonesia telah membukukan transaksi
retail sebesar Rp 128 juta dan potential order sebesar lebih dari Rp 2
miliar.
Transaksi tersebut diraih melalui penjualan aneka produk
yang ditawarkan, seperti produk sepatu, santan, air kelapa, kopi, madu,
tas tangan, busana muslim, dan kerajinan tangan.
Permintaan terhadap produk Indonesia tersebut berasal dari pembeli Brunei, Singapura, Thailand, Turki, Myanmar, dan Eropa.
Pameran yang diikuti 500 peserta tersebut berasal dari seluruh negara ASEAN, Amerika Serikat, Eropa, Cina, India, Korea, Jepang, Australia, dan New Zealand, Multi-National Corporations (MNCs), institusi pemerintah dan asosiasi internasional lainnya.
Atase Perdagangan RI untuk Malaysia Fajarini Puntodewi berharap keterlibatan Indonesia pada event promosi internasional tersebut dapat membantu peningkatan ekspor Indonesia tidak saja ke Malaysia, tetapi juga ekspor ke dunia.
"Sebagai catatan, pada Kuartal I 2015, ekspor Indonesia ke Malaysia naik sebesar 21,88 persen, yaitu dari 6,17 miliar ringgit pada tahun 2014 naik menjadi 7,52 miliar ringgit pada tahun 2015," ungkapnya.
Bahkan, lanjut dia, neraca perdagangan pada periode tersebut juga telah mencatatkan surplus bagi Indonesia senilai RM 1,06 miliar, setelah tiga tahun terakhir mengalami defisit (sumber: Department of Statistic Malaysia).
Kegiatan yang diresmikan oleh Wakil PM Malaysia Muhyuddin Yassin dihadiri oleh Menteri Perdagangan Malaysia Mustapa Mohamed dan beberapa menteri perdagangan dari Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, dan Kamboja.
Hadir sebagai pembicara dari Indonesia pada acara konferensi, yakni Dr. Dionisius Narjoko, peneliti dari ERIA; Dr. Dewi Motik Pramono dari Kadin; dan Hendi Setiono, CEO PT Baba Rafi Indonesia.
Permintaan terhadap produk Indonesia tersebut berasal dari pembeli Brunei, Singapura, Thailand, Turki, Myanmar, dan Eropa.
Pameran yang diikuti 500 peserta tersebut berasal dari seluruh negara ASEAN, Amerika Serikat, Eropa, Cina, India, Korea, Jepang, Australia, dan New Zealand, Multi-National Corporations (MNCs), institusi pemerintah dan asosiasi internasional lainnya.
Atase Perdagangan RI untuk Malaysia Fajarini Puntodewi berharap keterlibatan Indonesia pada event promosi internasional tersebut dapat membantu peningkatan ekspor Indonesia tidak saja ke Malaysia, tetapi juga ekspor ke dunia.
"Sebagai catatan, pada Kuartal I 2015, ekspor Indonesia ke Malaysia naik sebesar 21,88 persen, yaitu dari 6,17 miliar ringgit pada tahun 2014 naik menjadi 7,52 miliar ringgit pada tahun 2015," ungkapnya.
Bahkan, lanjut dia, neraca perdagangan pada periode tersebut juga telah mencatatkan surplus bagi Indonesia senilai RM 1,06 miliar, setelah tiga tahun terakhir mengalami defisit (sumber: Department of Statistic Malaysia).
Kegiatan yang diresmikan oleh Wakil PM Malaysia Muhyuddin Yassin dihadiri oleh Menteri Perdagangan Malaysia Mustapa Mohamed dan beberapa menteri perdagangan dari Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, dan Kamboja.
Hadir sebagai pembicara dari Indonesia pada acara konferensi, yakni Dr. Dionisius Narjoko, peneliti dari ERIA; Dr. Dewi Motik Pramono dari Kadin; dan Hendi Setiono, CEO PT Baba Rafi Indonesia.
Komentar
Posting Komentar