(Berita Daerah – Nasional)
Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai penghasil rempah-rempah dunia,
sehingga Negara kita pernah ddaatangi bangsa-bangsa Eropa dari
Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda. Mereka terpikat dengan
rempah-rempah Indonesia.
Rempah-rempah Indonesia adalah salah
satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan
Maluku. Rempah-rempah ini yang menyebabkan Belanda kemudian menyusul
ke Maluku, sementara Spanyol di bawah pimpinan Columbus telah lebih
dahulu mencari jalan ke Timur melalui jalan lain dan akhirnya malah
mendarat di benua Amerika. Menurut Uka, Albuquerque, Gubernur Portugis
Kedua dari Estado da India, Kerajaan Portugis di Asia, merupakan arsitek
utama ekspansi Portugis ke Asia. Dari Goa, India, ia memimpin langsung
ekspedisi ke Malaka dan tiba di sana awal Juli 1511 membawa 15 kapal
besar dan kecil serta 600 tentara. Ia dan pasukannya mengalahkan Malaka
10 Agustus 1511. Sejak itu Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah
dari Asia ke Eropa. Setelah menguasai Malaka, ekspedisi Portugis yang
dipimpin Antonio de Abreu mencapai Maluku, pusat rempah-rempah.
Karena tingginya nilai rempah-rempah di
Eropa dan besarnya pendapatan yang dihasilkan, Belanda dan Inggris
segera terlibat dalam konflik untuk mendapatkan monopoli atas wilayah
ini. Persaingan untuk memiliki kontrol atas kepulaiuan ini menjadi
sangat intensif bahakn untuk itu Belanda bahkan memberikan pulau
Manhattan (sekarang New York), di pihak lain Inggris memberikan Belanda
kontrol penuh atas kepulauan Banda. Lebih dari 6.000 jiwa di Banda telah
mati dalam perang rempah-rempah ini. Dan dikemudian hari, kemenangan
atas kepulauan ini dipegang oleh Kerajaan Belanda.
A. KEGUNAAN REMPAH-REMPAH
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan
yang beraroma dan memiliki rasa yang kuat, yang digunakan dalam jumlah
kecil di makanan sebagai pengawet atau penambah rasa dalam masakan.
Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang digunakan
untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan
buah kering. Tanaman rempah-rempah seperti jahe, jintan, merica,
kemiri, bwang merah / putih, lada , pala, vanila, kayu manis, cengkeh,
kapulaga, cabe dan jahe dan sebagainya.
Rempah-rempah Indonesia merupakan barang dagangan paling berharga pada zaman prakolonial. Banyak rempah-rempah dulunya digunakan dalam pengobatan, tetapi sekarang ini berkurang dikarenakan berbagai faktor.
Terdapat berbagai macam rempah-rempah
tradisional dengan kegunaan sesuai kebutuhan anda. Rempah-rempah dapat
digunakan untuk kesehatan, kecantikan, handicraft dan lain-lain
Rempah untuk kesehatan : Yaitu
Adas · Adas manis · Andaliman · Asam cikala · Asam gelugur · Asam jawa ·
Asam kandis · Bangle · Bawang bombay · Bawang merah · Bawang putih ·
Cengkeh · Jahe · Jeruk nipis · Jeruk purut · Jintan · Jintan hitam ·
Jintan putih · Kapulaga · Kapulaga seberang · Kayu manis · Kecombrang (
honje, bunga kantan dan honje hutan) · Kemiri · Kencur · Ketumbar ·
Kunir · Lada · Lempuyang · Lengkuas · Mustar · Pala dan fuli · Pandan
wangi · Salam · Secang ( sepang) · Selasih ( basil) · Serai · Temu
giring · Temu hitam · Temu kunci · Temu lawak · Temu mangga · Temu putih
· Temu putri · Temu rapet · Temu tis · Wijen
Rempah untuk handicraft : Berupa
wangi-wangian, Akar wangi · Cendana · Damar · Gaharu · Kayu putih (
gelam) · Kayu mesoyi ( masoi) · Kemenyan · Kopal · Kenanga · Mawar
Rempah untuk kecantikan : untuk kulit, rambut, SPA, mandi, luluran, dan lain-lain
B. PELUANG PASAR PRODUK REMPAH DAN HERBAL DI EROPA
Rempah-rempah merupakan komoditas yang
memegang peranan penting dalam perdagangan dunia sejak ratusan tahun
yang lalu. Begitu pentingnya produk rempah-rempah. Menurut Horti Chain
Centre, Indonesian-Netherlands Association, Indonesia yang dikenal
sebagai negara penghasil rempah-rempah, memiliki peluang pasar besar
bagi penyediaan rempah-rempah di pasar Uni Eropa. Menurut Indonesia
Biro Pusat Data Statistik, nilai ekspor rempah-rempah Indonesia setiap
tahunnya rata-rata adalah US $ 43 juta.
Kapasitas Pasar
Pasar negara Eropa atau EU merupakan
pasar kedua terbesar untuk produk bumbu, rempah-rempah ataupun herbal di
dunia dengan jumlah perputaran aset € 1.2 miliar. Konsumsi produk itu
terus bertambah semenjak tahun 2004 yaitu 321,000 ton menjadi 336,000
ton pada tahun 2008.
Negara Eropa yang menyerap produk-produk tersebut adalah Jerman, Belanda, Spanyol, Inggris Raya, Prancis, Italia dan Belgia.
Konsumen dibagi menjadi tiga bagian:
sektor industri, ritel dan katering. Sektor industri memiliki porsi
terbesar penyerap produk ini yaitu sekitar 55%-60% dari total produk. Di
sektor ritel membutuhkan 35%-40% produk dan di sektor katering
mengkonsumsi 10%-15% produk.
Rempah-rempah itu termasuk di dalamnya
merica, paprika, cabe, cinnamon, jahe, pala, kunyit, cengkeh, bunga
pala, kapulaga, kunyit, vanili, ketumbar, jinten, adas biji dan buah
juniper. Herbal ini di dalamnya termasuk peterseli, marjoram, oregano,
thyme, daun salam, rosemary, basil, mint, gurih, dill, tarragon dan
bijak. Merica, paprika dan cengkeh) adalah rempah-rempah paling banyak
dikonsumsi di Uni Eropa, sementara ramuan paling banyak dikonsumsi di
Uni Eropa adalah peterseli, thyme dan oregano.
Peluang Pasar
Permintaan yang bertambah akan produk
ini memuat industri makanan menambah variasi rasa dan menjadikan adanya
keperluan akan bahan-bahan bumbu dalam variasi yang banyak.Perkembangan
konsumsi makanan beretika telah menciptakan adanya penyediaan
bumbu-bumbu ini di dalam tempatnya sendiri.Gaya hidup sehat telah
menjadikan masyarakat untuk mengkomsumsi makanan sehat.
C. Rempah-rempah Indonesia di Pasar Internasional
Rempah-rempah menduduki posisi keempat
dari komoditas pertanian Indonesia yang mempunyai nilai ekspor terbesar
setelah udang, hasil perikanan dan kopi. Nilai ekspor rempah-rempah
Indonesia pada tahun 1999 adalah US$ 273,4 juta dan pada tahun 2000
meningkat menjadi US$ 314,3 juta setara dengan 12 % dari total nilai
ekspor pertanian (US$ 2.709 juta) (BPS, 2001).
Beberapa komoditas rempah-rempah yang
diperdagangkan di pasar internasional adalah lada, pala, vanila, kayu
manis, cengkeh, kapulaga, cabe dan jahe.
Dari sekian banyak komoditas
rempah-rempah, lada dan pala merupakan komoditas utama dalam perdagangan
rempah-rempah dunia, sekaligus merupakan produk ekspor unggulan
Indonesia dibandingkan dengan komoditas rempah-rempah lainnya.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil lada dan pala utama di
dunia. Lada dijuluki sebagai “King of Spices“, oleh karena merupakan
produk rempah-rempah tertua dan terpenting dalam perdagangan
internasional. Penggunaan lada dan pala sangat luas terutama sebagai
bahan baku dalam industri pangan, farmasi dan kosmetik. Untuk konsumsi
rumah tangga, hampir semua masakan menggunakan lada dan pala dalam
komposisi bumbunya.
Nilai ekspor lada Indonesia pada tahun
2000 adalah US$ 220.723.000 yang setara dengan 32,21 % dari total ekspor
lada dunia. Ekspor pala bernilai US$ 41.555.000 atau sama dengan 48,69 %
dari ekspor pala dunia (Badan Pengembangan Ekspor Nasional, 2000).
Demikianlah kita dapat melihat besarnya
peluang yang ada dari permintaan rempah-rempah di Internasional.
Untuk itu kita perlu meningkatkan kwalitas dan kwantitas produk
rempah-rempah dalam negeri supaya bisa memenuhi ketentuan yang ada di
pasar Uni Eropa, Amerika dan negara-negara lainnya
Sumber : Horti Chain Centre, Indonesian-Netherlands Associatio
Komentar
Posting Komentar