Rubrik Finansial, 10 September 2015.
WE Online, Jakarta - Banyak pihak yang khawatir terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Tidak sedikit yang menyebut jika nilai tukar rupiah terus melemah maka hal itu akan memicu krisis di dalam negeri. Namun, masih banyak juga pihak yang optimis dan mengatakan kondisi Indonesia saat ini jauh berbeda dengan kondisi di tahun 1998.
Direktur Utama Jakarta Future Exchange (JFX) Stephanus Paulus
Lumintang mengatakan pertumbuhan ekonomi saat ini sebesar 4,67 persen
masih cukup bagus dibanding dengan beberapa negara lain.
Lantas, bagaimana untuk dapat keluar dari kondisi saat ini atau
setidaknya bertahan agar tidak terlalu dalam terpengaruh kondisi ekonomi
global? Menurut Paulus, pemerintah harus berpikir intensif untuk
melakukan pengetatan mata uang dan meningkatkan ekspor.
Menurut Paulus, pembelian valuta asing dalam jumlah besar hanya akan
semakin melemahkan rupiah. Untuk itu, pemerintah dapat mengambil langkah
pembatasan transaksi valas dan itu sudah dilakukan. "Dulu transaksi seratus ribu dolar, sekarang dibatasi dua puluh lima ribu dolar," ungkap Paulus.
Untuk menguatkan nilai rupiah, juga dapat dilakukan dengan
memperbanyak ekspor. Dengan ekspor, transaksi yang terjadi adalah
sebaliknya, yakni menjual, dengan nilai tukar rupiah yang sangat tinggi
berarti meningkatkan keuntungan.
"Tapi, jangan mengekspor melebihi dari konsumsi di dalam negeri karena hanya akan menimbulkan impor kembali," tegasnya.
Sumber : WartaEkonomi.Co.Id
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo
Foto: Agus Aryanto
Komentar
Posting Komentar