Berita Kadin Indonesia
UMKM Ekspor, Butuh Fasilitas Pembiayaan |
Kondisi usaha kecil dan menengah (UKM) di Asia, tak terkecuali
Indonesia, masih kesulitan mendapatkan pinjaman modal ke perbankan.
Padahal, rata-rata di negara Asia menjadikan UKM sebagai motor penggerak
roda perekonomian.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang
Perbankan dan Finansial, Rosan P. Roeslani, Kamis 24 April 2014,
mengatakan bahwa kontribusi UKM bagi penguatan ekonomi daerah sangat
besar. Untuk itu, semua pihak harus melakukan upaya-upaya penguatan UKM,
agar bisa meningkatkan produktivitas dan lebih berdaya saing.
“Sektor UKM daerah sudah seharusnya dapat menjadi andalan penopang
perekonomian nasional, terlebih lagi bagi UKM yang sudah bisa melakukan
ekspor,” kata Rosan dalam keterangan tertulisnya.
Rosan juga menilai, dengan potensi yang ada, masa depan Indonesia ada
di daerah-daerah. Di tingkat daerah, potensi demikian beragam mulai
dari pariwisata, pertambangan, pertanian hingga industri kecil-menengah,
dan lain-lain.
“Masing-masing daerah memiliki keunggulannya, kami harapkan
pemerintah daerah juga bisa semakin menyadari dan mempraktikkan
pentingnya kebijakan daerah yang business friendly,” ujarnya.
Untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing, dia menambahkan,
sebagian besar pelaku UKM menemui kendala seperti minimnya dukungan
pembiayaan, karena aksesnya yang terbatas kepada lembaga perbankan.
“Sebagian besar pelaku UKM dinilai masih belum bankable, sehingga
terkendala dalam akses pembiayaan untuk mengembangkan usaha,” kata Ketua
Komite Tetap Kadin Bidang Modal Ventura dan Pembiayaan Alternatif,
Safari Azis.
Berkaitan dengan itu, Kadin Indonesia melalui lembaga pembiayaan
Palapa Nusantara Berdikari menyatakan komitmennya untuk mendukung UKM
daerah yang belum bankable dengan memberikan fasilitas pembiayaan dan
modal usaha.
Sedikitnya, lembaga pembiayaan bentukan Kadin itu telah menyalurkan bantuan modal kerja hingga Rp3 miliar kepada UKM-UKM di berbagai daerah Indonesia dengan plafon minimal Rp50 juta dan maksimal Rp500 juta per pelaku usaha.
Saat ini, kata Safari, pemerintah dan pelaku usaha harus bersinergi
untuk mendorong ekspor komoditas unggulan yang potensial di
daerah-daerah, sehingga dapat berkontribusi meningkatkan perekonomian
melalui pertambahan nilai, tak terkecuali bagi lingkup UKM.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Kalimantan
Tengah mencapai US$87,82 juta per Januari 2014, dengan komoditas
unggulan bahan tambang dan galian (emas, perak, pasir zircon, dan batu
bara), minyak nabati (kelapa sawit), kayu dan barang dari kayu (plywood,
moulding, dowel, dll), rotan, serta karet dan produk dari karet.
“Dengan potensi yang besar dari komoditas-komoditas lainnya, kami
yakin para pelaku usaha Kalteng bisa meningkatkan ekspornya, khususnya
UKM. Untuk itu, semua fasilitas pembiayaan diharapkan dapat mendukung
atas upaya itu mulai dari bantuan modal kerja, pembiayaan dari
perbankan, hingga asuransi ekspornya,” kata dia. (art)
Source: viva.co.id
Title : Kadin: UKM Perlu Fasilitas Pembiayaan untuk Ekspor
Presentasi Palapa Nusantara
Berikut materi presentasi pembiayaan dari Palapa Nusantara yang diprakarsai oleh Kadin Indonesia, dan pengajuannya bisa melalui Kadin Jawa Tengah.
Komentar
Posting Komentar