Setiap perusahaan yang didirikan pasti mempunyai tujuan perusahaan
tersebut dapat menghasilkan keuntungan, berkembang dan sehat. Tetapi
dalam kenyataannya meskipun perusahaan dapat menghasilkan keuntungan
apakah perusahaan tersebut pasti sehat ? untuk itu perlu dianalisis
apakah perusahaan yang menghasilkan keuntungan dan nampak berkembang
tersebut dalam keadaan sehat.
Suatu perusahaan dapat berada pada salah satu keadaan, dimana:
(1)
perusahaan dalam keadaan likuid dan solvable;
(2) likuid tapi insolvable
;
(3) illikuid tapi solvable dan
(4) illikuid dan insolvable.
Apabila
dijelaskan masing-masing keadaan diatas bahwa perusahaan yang likuid dan
solvable adalah keadaan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan
keuangan dan perusahaan dalam keadaan sehat, sedangkan keadaan yang
likuid tapi insolvable adalah keadaan dimana perusahaan tidak mengalami
kesulitan keuangan tetapi dalam keadaan tidak sehat. Untuk keadaan
perusahaan yang illikuid tetapi solvable adalah keadaan dimana
perusahaan dalam kesulitan keuangan tetapi masih dalam keadaan sehat,
sedangkan keadaan yang illikuid dan solvable adalah keadaan dimana
perusahaan dalam keadaan kesulitan keuangan dan juga tidak sehat.
Diantara 4 keadaan tersebut yang paling baik adalah keadaan yang pertama yaitu keadaan yang likuid dan solvable (sehat), yang paling tidak baik adalah keadaan ke 4 yaitu keadaan yang illkuid dan insolvable (tidak sehat atau bangkrut) , diantara nomor 2 dan 3 (kondisi rawan) meskipun kurang baik tetapi keadaan mana yang masih lebih baik . Diantara nomor 2 dan 3 tersebut, keadaan yang masih lebih baik adalah keadaan nomor 2 yaitu keadaan yang likuid tapi insolvable, karena kalau pada saat jangka pendek perusahaan bisa membayar semua kewajiban keuangannya tetapi jangka panjang kesulitan keuangan, masih dapat memperbaiki struktur keuangannya dengan menambah modal sendiri atau pinjaman karena masih dipercaya oleh fihak ketiga, tetapi kalau keadaan yang ke 3 yaitu keadaan yang illikuid tetapi solvable , dalam jangka pendek perusahaan kesulitan memenuhi kewajiban keuangannya tetapi jangka panjang tidak ada masalah keuangan. Kalau jangka pendek sudah kesulitan memenuhi kewajiban keuangannya perusahaan akan kehilangan kepercayaan dari pihak internal maupun eksternal perusahaan terutama bank, sehingga kalau membutuhkan tambahan modal dari pinjaman akan sulit terpenuhi, dan untuk fihak internal perusahaan dampaknya akan menurunkan semangat kerja.
Teknik analisis untuk mengetahui perusahaan berada pada keadaan yang mana, ada teknik yang dikembangkan oleh Altman yang dapat digunakan untuk menilai kesehatan suatu perusahaan adalah Z-Score. Adapun penggunaan rumus Z-Score tersebut tergantung dari perusahaan tersebut apakah sudah go public atau belum go public karena rumus yang digunakan berbeda.
Untuk perusahaan Go Public :
Z –Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
Dimana :
X1 = (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) : Total Aktiva
X2 = Laba Ditahan : Total aktiva
X3= Laba Sebelum Bunga dan Pajak : Total aktiva
X4= Nilai Pasar Modal Saham : Nilai Buku Hutang
X5= Penjualan : Total Aktiva
Dari rumus tersebut disimpulkan bahwa perusahaan dikatakan sehat apabila nilai Z lebih besar dari 2,99, sedangkan dikatakan rawan apabila hasil Z diantara 1,81 dengan 2,99 dan dikatakan tidak sehat atau bangkrut apabila nilai Z lebih kecil dari 1,81.
Untuk Perusahaan yang tidak go public dan go public :
Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,42 X4 + 0,998 X5
Dari rumus tersebut disimpulkan bahwa perusahaan dikatakan sehat apabila nilai Z lebih besar dari 2,90, sedangkan dikatakan rawan apabila hasil Z diantara 1,20 dengan 2,90 dan dikatakan tidak sehat atau bangkrut apabila nilai Z lebih kecil dari 1,20.
Komentar
Posting Komentar