Hari Sabtu dan Minggu merupakan kesempatan bagi kami untuk "Tour De Pasar" guna melihat interaksi penjual dan pembeli berbagai barang yang terjadi di pasar tersebut. Dengan cara ini kami bisa mengetahui apa yang menjadi kebutuhan konsumen saat itu, dari pembicaraan yang kami sadap.
Ya, hari Sabtu malam ini kami tertarik untuk melongok Pasar Klithikan Kota Lama Semarang atau dikenal juga pasar Koka Kola yang merupakan singkatan dari Komunitas Klithikan Antik Kota Lama. Letaknya di depan kantor Satlantas Kota Lama dan tidak jauh dari Taman Srigunting yang sering jadi ajang kumpul para seniman. Lokasi ini juga tidak jauh dari Gereja Blenduk yang sudah tersohor.
Pasar Koka Kola Semarang |
Pasar Klithikan & Barang Antik di Kota Lama Semarang |
Pasar ini memang belum lama berdiri, sekitar 2 bulan yang lalu, tetapi seolah sudah mulai menjadi magnet bagi para penggemar barang-barang lama dan antik di Kota Semarang. Dan keberadaan pasar ini menjadi "warna baru" dalam menghidupkan kota lama Semarang.
Pedagang Pun Adalah Pelaku UMKM
Entah karena memang bawaan lahir kami yang suka barang seni dan kerajinan, atau memang pasar antik selalu membawa daya tarik sendiri. Pasar yang satu ini segera menarik perhatian kami untuk mengunjunginya dan melihat dari dekat interaksi pedagang dan pembeli di pasar tersebut disamping membeli beberapa barang properi pemotretan.
Malam itu kami mendapatkan beberapa gerabah kuno dari Klampok yang cukup "unik" dan beberapa alat masak kuno lainnya. Lumayan untuk menkoleksi properti untuk pemotretan kami di DiahDidi.Com.
Jika selama ini pemahaman UMKM adalah para produsen, maka dengan tulisan ini kami ingin mengingatkan bahwa pedagang pun adalah pelaku UMKM dan mereka juga punya hak untuk diberikan "sentuhan" pembinaan seperti UMKM yang lain. Sebagaimana yang kali lakukan di Pasar Triwindu Solo, kami juga ngobrol dengan beberapa pedagang bagaimana memberikan kreativitas dalam upaya pemasaran barang dagangannya, baik melalui media online maupun kreativitas off line yang lain.
Mereka bisa melakukan pemasaran online sendiri atau menggandeng komunitas online yang masih "haus" komoditas untuk diperdagangkan, yang penting semuanya saling menguntungkan. Dengan keterlibatan blogger dan pelaku toko online yang mau terlibat di dalamnya, maka promosi dan penjualan barang di pasar ini akan terdongkrak dengan promosi di dunia maya yang cepat dan luas.
Beberapa penataan barang juga menjadi sorotan kam, karena calon pembeli tidak bisa melihat perbedaan barang antik, lama dan baru yang didesain antik (repro). Bahwa pedagang harus "jujur" adalah kewajiban, sehingga pembeli tidak kecewa di kemudian hari dan menyebar "berita yang tidak kondusif" untuk masa mendatang. Sebaiknya barang-barang pun "dipoles" atau dibersihkan agar menarik bagi pengunjung, meskipun pemolesan ini tidak boleh mengaburkan nilai sejarah dari barang tersebut.
Jika perlu produk tersebut harus disajikan dengan sejarahnya, misalnya dengan memberikan informasi tahun pembuatan dan "cerita" dibalik barang tersebut. Itulah sebuah nilai yang bisa dijual untuk memberikan "harga tambahan" bagi produk barang antik.
Kami yakin pasar ini dalam waktu dekat akan berkembang pesat karena potensi kuliner juga berkembang di kawasann ini, disamping wisata gedung tua di kota lama. Pasar barang antik merupakan andil besar dalam "menceritakan" Semarang Tempo Doeloe.
Komentar
Posting Komentar