Penulis: Afril Wibisono,CMO at 8COMMERCE, E-Commerce Enabler, Logistics & Fulfillment
Ada sebuah marketplace baru. Umurnya belum sampai 2 tahun. Sebagai
perusahaan yang didukung dana besar, maka bisa ditebak aktivasi
marketing-nya pun gila-gilaan. Dimana-mana ada dia. Dimana-mana menjadi
perbincangan baik formal macam seminar lokal sampai internasional, atau
obrolan pendek antara si penumpang dengan si Gojek. Singkat cerita dan
kesimpulan, hampir orang metropolis Indonesia tau ini marketplace.
Lalu, ada lagi satu brand orisinil dari lokal. Yang kebetulan
fokusnya adalah fashion anak muda kekinian. Tidak punya banyak dana.
Tidak punya banyak jaringan toko ritel bertebaran di mal-mal. Hanya 1-2.
Tapi mantab melangkah untuk go online. Fokusnya bukan sebagai
pesaing marketplace yang di atas. Fokusnya adalah memperbesar angka
penjualan dia setiap bulan dan menambah pelanggan baru setiap bulan. As simple as that.
Apa yang terjadi pada 2 kasus diatas hanya beberapa kisah nyata
dari beberapa e-commerce yang ada di Indonesia. Tapi kita tidak akan
membahas kedua kasus itu. Kita akan membahas apa yang sering dilupakan
para pemilik atau marketer brand.com terutama di bisnis fashion. Yuk!
SATU: PRODUK. Hampir semua orang mau buat toko
online. Semua ingin jualan. Ada yang sekedar menambah uang saku. Ada
juga langsung banting setir fokus menjadikannya mata pencaharian utama.
Tapi orang sering lupa dengan produk yang dijual. Seberapa bernilainya
kah produk Anda di mata calon customer Anda? Untuk lebih detil, mari
kita kupas ya.
Varian produk. Ragam atau variasi produk terutama
di industri fashion sangat mempengaruhi keputusan membeli customer
Anda. Oke Anda adalah fashion brand lokal yang modelnya kekinian. Maka
fokuslah pada ragam opsi yang ditampilkan di butik online Anda. Ragam
opsi ini bisa dari model desain baju, ukuran sampai warna/corak.
Intinya, semakin banyak Anda menampilkan ragam produk, semakin
besar angka potensi customer yang berdampak baik pada penjualan.Ingat,
fashion sangat merah laut-nya. Tapi untungnya walaupun banyak yang
bermain tapi banyak juga pembelinya. Sebenarnya jika produk fashion
Anda sesuai dengan selera customer yang Anda tuju, harusnya diferensiasi
produk fashion yang Anda sediakan sudah memiliki pangsa pasar yang
jelas. Fokus pada pangsa pasar ini penting, karena disitulah Anda
mantab berbisnis online. Nah, jika sudah tahu persis selera pangsa pasar
Anda, tinggal banyak bermain di inovasi ragam model sambil sesekali
lihat perkembangan tren fashion dunia. Inovasi sangat perlu, agar Anda
bisa mengikuti tren perkembangan dan catch-up dengan selera pangsa pasar
Anda. Ibarat kata, jika Anda pemilik fashionbrand.com, umur Anda bisa
bertambah, tapi pangsa pasar Anda tetap berumur yang sama. Selera Anda
bisa stagnan, tapi pangsa pasar Anda bisa berubah sesuai perkembangan
zaman. Kira-kira begitu. :)
Kualitas Produk. Jangan lupakan yang satu ini.
Kualitas produk sebenarnya lagi-lagi terkait dengan pangsa pasar yang
Anda tuju. Untuk masing-masing segmentasi pangsa pasar, tentunya
kualitas produk pun berbeda. Hanya saja perlu diingat, pastikan
kualitas produk Anda adalah untuk customer yang tidak kapok belanja lagi
toko online Anda. Ada standar khusus yang ditetapkan sehingga kualitas
produk yang Anda sediakan tidak jelek-jelek amat. Misalnya bahan yang
tidak luntur, atau jahitan yang rapi. Deskripsikan kualitas produk
fashion Anda sejelas-sejelasnya dan detil, sehingga calon pembeli merasa
yakin dengan barang yang akan dibelinya.
Hal
ini bisa dijelaskan di halaman produk, dengan menampilkan banyak gambar
untuk satu produk fashion, bisa di zoom sedekat mungkin, detil
deskripsi yang jelas, atau bahkan tambahan video model yang sedang
memperagakan dalam beberapa detik. Semua ini dilakukan agar pembeli
yakin, mudah, dan jelas dengan produk yang akan dibelinya.
DUA: PLACE. Produk fashion yang bagus akan sayang jika place –
nya gak bagus. Iya, place. Place dalam dunia online berarti semua
kanal e-commerce Anda seperti website e-commerce baik desktop maupun
mobile ataupun aplikasi mobile. Bagus jeleknya toko e-commerce bukan
hanya dari sisi interface design tapi juga user experience.
User experience yang baik untuk satu fashionbrand.com
adalah yang mampu memperhatikan detil tahap pembelian produk yang paling
mudah dan nyaman untuk calon pembeli. Contoh simpelnya, ketika si
calon pembeli ingin kembali ke halaman kategori produk dari halaman
produk detil, maka secara user experience yang baik, si calon
pembeli akan diarahkan ke halaman kategori produk yang mana tampilannya
adalah produk terakhir yang dia lihat, bukan ke daftar produk teratas
yang ada di halaman kategori produk tersebut. Satu user experience yang kecil, tapi berpengaruh ke kenyamanan pembeli. Dan masih banyak lagi detil user experience yang perlu ditingkatkan terus menerus sehingga sales conversion menjadi naik. Terutama user experience
pada saat kritis, yakni pembayaran. Pada tahap ini harus ekstra
hati-hati, karena seringkali terbentur dengan goal marketing yang
inginkan setiap pembelian harus via login versus kenyamanan pembeli
sehingga success rate-nya tinggi.
Salah satu framework e-commerce terbaik dunia, IBM Websphere e-commerce, melakukan enhancement user experience-nya untuk tahap pembayaran, yakni bisa dilakukan multi-brand payment one check out, sehingga memudahkan pembeli. Contohnya seperti gap.com yang memiliki multi brand GAP, Old Navi, Athleta, dan Banana Republic. User experience ini
adalah salah satu contoh yang bisa menaikkan sales conversion. Di
Indonesia sendiri, hanya sedikit yang menyediakan framework IBM
Websphere e-commerce, salah satunya adalah 8Commerce.
Sementara interface design lebih fokus kepada seiramanya
objektif desain yang sesuai dengan brand personality dengan ketertarikan
customer terhadap konten sehingga akhirnya experience-nya naik. Saat
ini, lagi banyak fashion brand yang ekspos design-nya yang clean, minimalis, dengan image yang
relative besar. Warna pun lebih banyak mengeluarkan warna soft sampai
mono. Jarak space yang besar, dengan garis tipis yang tajam masih
banyak mendominasi interface design fashion brand.
TIGA: ORIENTASI CUSTOMER. Seringkali dalam
perjalanan mengelola bisnis online, kita hanya fokus pada angka
penjualan, media buying, aktivasi marketing, berapa biaya iklan yang
dikeluarkan dan lainnya. Kita justru lupa mencari tahu apa yang
mengikat customer (bonding) sehingga dia tidak punya pilihan
untuk tidak membeli produk selain ke toko online Anda. Orientasi
customer sampai akhirnya dia tertarik membeli, sudah membeli ingin
membeli lagi, sudah jadi loyal customer lalu sukarela menceritakan kita
dijaringan pertemanannya.
Diferensiasi pelayanan dan fitur yang tidak didapatkan di tempat
lain selain produk yang unik yang jarang didapatkan selain di toko
online Anda, ditambah website e-commerce yang user friendly, akan
membuat customer terikat dan akhirnya kembali membeli (return customer). Dan sebenarnya diferensiasi ini memang sebainya diarahkan mengambil porsi cost marketing, bisa dengan menaikkan harga per produk atau memang dianggarkan ke dalam budget marketing.
Contoh dari diferensiasi fitur layanan adalah free ongkos kirim,
pengembalian produk gratis dalam jangka waktu tertentu, refund atau
pengembalian dana, call the customer segera setelah barang siap dikirim dan rewards point.
Sekarang kembali ke 2 kasus yang diceritakan di awal, bayangkan
untuk kasus pertama, jika dia tidak melakukan 3 poin (produk, place,
orientasi customer) di atas, maka apa yang akan terjadi? Boleh jadi
konversi kliknya tinggi, CTR bagus, engagement dapet, tapi hal-hal
positif ini jauh tidak sebanding dengan target penjualan. Atau istilah
keren singkatnya: Bakar Duit !
Komentar
Posting Komentar