Artikel ini kami temukan dari blog Sandara Chez, bertajuk kiatmengelolahutang.blogspot.com saat mencari referensi solusi atas pertanyaan dari teman-teman UMKM tentang mengelola hutang. Dan saya berpikir bahwa materi ini bisa bermanfaat bagi teman-teman UMKM semua.
Kiat Mengelola Hutang |
Hutang Baik vs Hutang Jahat
Memang sulit untuk 100% terbebas dari utang. Tapi bila Anda terpaksa
berutang, pilihlah utang yang baik agar hidup Anda tak merana.
Menurut Eric Gelb, CEO Gateway Financial Advisors dan penulis buku Getting Started in Asset Allocation, utang terbagi dalam dua jenis yaitu utang baik dan utang buruk. Lalu, apa yang membedakan keduanya?
HUTANG BURUK
Yang masuk ke dalam jenis ini adalah berbagai utang yang sifatnya konsumtif. Misalnya:
Utang kartu kredit
Utang ini dianggap paling buruk karena mudah sekali didapat, tapi juga
sarat 'jebakan Batman'. Tinggal gesek, barang yang kita inginkan
langsung terbeli. Namun, bunga tinggi yang diterapkan dan sistem
pembayaran kita yang biasanya hanya minimum payment akan membuat utang membengkak sehingga memberatkan keuangan.
Pinjaman tanpa Agunan
Zaman yang kian modern telah melahirkan rentenir-rentenir gaya baru.
Spanduk atau brosur bertuliskan bank atau suatu lembaga keuangan yang
bisa memberikan pinjaman tanpa agunan dengan proses cepat dan mudah,
mungkin sudah sering kali Anda lihat di jalan-jalan.
Jangan mudah tertipu, karena yang jenis ini pun termasuk utang buruk.
Selain bunga yang ditawarkan sangat mencekik, ada syarat lain yang
biasanya akan memberatkan di kemudian hari.
Simpan Pinjam
Anda tentu memiliki simpanan uang di tabungan berjangka atau asuransi
untuk keperluan masa depan. Namun karena sedang butuh uang, dana
tersebut Anda cairkan dengan niat akan dikembalikan segera.
Ini pun termasuk utang yang buruk. Mengapa, karena dana tersebut bukan
diperuntukkan untuk kebutuhan jangka pendek, sehingga tidak disarankan
untuk diutak-atik sebelum waktunya. Belum Anda pun bakal terkena penalti
atas pencairan itu. Jika Anda butuh uang mendadak dan berniat
mengembalikannya dengan cepat, lebih baik pinjam pada keluarga atau
teman saja.
UTANG BAIK
Sedangkan yang masuk ke dalam jenis utang baik adalah pinjaman
'investasi' yang memberikan nilai tambah pada uang Anda. Misalnya :
KPR
Kependekan dari Kedit Pemilikan Rumah. Utang ini termasuk baik. Pasalnya
harga rumah mahal dan cenderung naik terus. Dan untuk membeli rumah
yang harganya luar biasa mahal itu, mau tak mau Anda memang harus
meminjam uang ke bank dan membayar kembali dengan mencicil. Jangka waktu
cicilan utang yang panjang pun (bisa mencapai 20 tahun) takkan membuat
Anda rugi, karena harga rumah Anda akan terus bertambah dari tahun ke
tahun.
Pinjaman Sekolah
Mengapa pinjaman ini dianggap utang baik? Karena pendidikan merupakan
investasi. Dengan menambah ilmu dan keterampilan, Anda pasti berharap
mendapatkan kenaikan pendapatan yang bisa menutup utang tersebut. Namun,
pinjaman sekolah ini juga bisa menjadi utang buruk, jika ijazah baru
Anda tidak dihargai oleh tempat Anda bekerja.
Pinjaman Usaha
Pinjaman ini menjadi utang yang sangat baik. Apalagi, jika usaha yang
dikelola dengan pinjaman tersebut memberikan keuntungan besar yang tak
hanya bisa membayar utang tapi juga bisa memperkaya diri Anda. Namun
jika usaha merugi, pinjaman baik ini pun bisa berubah menjadi utang
buruk. Di sinilah diperlukan kepiawaian Anda dalam memutar roda usaha.
Cara Canggih Mengelola Hutang
Kata inflasi, inilah momok menakutkan yang 'merampok' uang kita secara diam-diam. Merampok? Tidak, ini bukan istilah hiperbola. Karena faktanya inflasi memang menggerogoti uang kita secara perlahan. Jangan mengira uang tabungan kita di bank bakal aman-aman saja. Gara-gara inflasi, nilai uang kita akan terus tergerus.Semakin tinggi angka inflasi, maka semakin kecil nilai tukar uang kita terhadap suatu harga barang.
Karenanya, untuk mengantisipasi tergerusnya nilai tukar uang tersebut
perlu dilakukan investasi. Menyisihkan uang dalam investasi dinilai
sebagai jalan yang tepat untuk melampaui angka inflasi. Selain menjaga
uang dari inflasi, berinvestasi juga membuat pemilik uang mendapatkan
keuntungan.
Konsultan Investasi dari PT Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini
Sutikno, mengatakan selain menghindari inflasi, dengan berinvestasi
pemilik uang juga dapat mencapai tujuannya, yaitu melipatgandakan
kepemilikan uang dari keuntungan investasinya. Berinvestasi seharusnya
dilakukan oleh semua orang. “Karena ini adalah pilihan masuk akal dalam
merencanakan keuangan di masa yang akan datang,” ujarnya kepada
Republika.
Berinvestasi bukanlah pilihan yang tidak mungkin dilakukan. Semua orang
bisa melakukan investasi dengan kemampuan keuangan masing-masing. Mike
memaparkan, kebutuhan atau keinginan ekonomi yang terus berkembang
memang sulit ditampik, apalagi pemenuhan hasrat ekonomi itu hanya
mengandalkan gaji semata. “Maka investasi adalah jalannya. Karena itu
saat yang paling tepat berinvestasi adalah ketika memiliki kelebihan
uang,” imbuhnya.
Lalu bagaimana bila kita memiliki keterbatasan dana? Mike mengingatkan,
tidak selamanya berinvestasi harus menunggu kelebihan uang. Berapapun
keuang an yang kita miliki seharusnya dapat digunakan untuk investasi.
Karena kunci dalam berinvestasi bukan saja pada jumlah uang, namun pada
kedisiplinan, sama seperti menabung.
Namun, apabila uang yang dimiliki ternyata belum cukup untuk melakukan
investasi, maka ada baiknya ditabung terlebih dahulu hingga jumlah
tersebut cukup untuk diinvestasikan. �gTetapi penting untuk diingat,
produk investasi tidak sama dengan tabungan. Sebab menabung bukan untuk
mencari keuntungan. Sedangkan investasi bertujuan mencari keuntungan,
papar Mike.
Selain kepemilikan uang, keputusan berinvestasi juga harus melihat
kondisi ekonomi secara makro. Hal ini karena akan sangat berpengaruh
terhadap perubahan tingkat inflasi. Kondisi makro ekonomi yang tidak
stabil akan membuat tingkat inflasi tinggi dan meningkatkan tingkat suku
bunga. Jika hal itu terjadi maka akan menyulitkan keputusan
berinvestasi, tutur Mike.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Menurut pakar perencana keuangan, Safir Senduk, sebelum
memutuskan berinvestasi, ada baiknya melihat kemampuan keuangan kita
terlebih dahulu. Setelah itu baru melihat seberapa beranikah kita
mengambil risiko yang ada.
Menurutnya, terdapat tiga profil utama investor menghadapi risiko
investasi, yaitu konservatif, moderat dan agresif. Mengukur kemampuan
keuangan dan karakter investor ini penting, untuk menyesuaikan instrumen
atau produk investasi yang akan dipilih,'' ujarnya.
Begini Cara Mengelola Hutang Menggunung
Tentunya dalam
melunasi utang produktif ini harus enjoy. Sebaliknya, walau Anda masih
muda, namun mudah sekali stres maka tetap porsi utang produktif
berbanding dengan kekayaan harus dibawah 50%
Kita pasti sangat tidak mau memiliki utang. Apalagi sampai harus dikejar debt collector.
Perbandingan antara utang dengan aset/kekayaan yang kita miliki
idealnya kurang dari 50%, itupun kita lihat lagi, apakah utang tersebut
lebih banyak utang produktif atau kebanyakan malah hutang konsumtif.
Sebelum
membahas lebih lanjut, terlebih dahulu kita harus bisa membedakan utang
tersebut jenis utang produktif atau utang konsumtif. Gampangnya, jika
kita membeli suatu barang/jasa yang nilai dan manfaatnya terasa sangat
besar dan nilai dari barang/jasa tersebut bisa bertambah atau
menciptakan nilai tambah dikemudian hari maka itu adalah utang
produktif. Contoh:membeli rumah dengan KPR.
Namun
jika kita membeli sesuatu hanya untuk memenuhi keinginan dan bukan
kebutuhan, apalagi demi menunjang gaya hidup, dan dengan utang tersebut
tidak ada nilai tambahnya sama sekali bahkan cenderung membebani
keuangan kita dimasa depan, maka dapat dipastikan itu adalah jenis utang
konsumtif yang harus dihindari.
Jika
yang Anda miliki adalah utang produktif dengan porsi perbandingan utang
dengan kekayaan sedikit diatas 50%, jika Anda masih muda dan usia masih
produktif untuk bekerja tidak masalah menurut saya, bahkan memacu
Anda untuk lebih semangat dalam bekerja.
Tentunya
dalam melunasi utang produktif ini harus enjoy. Sebaliknya, walau Anda
masih muda, namun mudah sekali stress maka tetap porsi utang produktif
berbanding dengan kekayaan harus dibawah 50%
Nah,
jika yang Anda miliki ternyata utang konsumtif ini yang harus
diwaspadai. Saya menyarankan untuk Anda segera dalam melunasi utang
konsumtif ini. Berikut adalah tips untuk melunasi hutang konsumtif yang
nilainya besar:
- Tanamkan dalam hati bahwa Anda bertekad untuk melunasi semua utang tersebut, dan terus berpikir positif bisa melunasi hutang tersebut
- List daftar utang dan bagilah utang tersebut dalam beberapa kelas bunga/denda yaitu utang dengan bunga tinggi, sedang, rendah dan tanpa bunga.
- Tingkat kenyaman seseorang untuk membayar utang sebenarnya adalah tidak melebihi 35% dari pendapatan perbulan, namun pada kasus khusus seperti ini, semakin besar bisa mengangsur untuk membayar utang akan semakin baik. Dayagunakan semua aset lancar yang ada untuk membayar utang konsumtif, terutama yang bunganya paling tinggi terlebih dahulu.
- Untuk sementara hiduplah dengan gaya hidup paling minimal yang Anda bisa. Memang ini sebuah pilihan sulit, namun ibarat minum obat, walau pahit tetap harus diminum. Begitupun dengan penanganan utang konsumtif ini. cara ini harus ditempuh, sehingga sisa uangnya bisa digunakan untuk membayar utang
- Cobalah minta keringanan dengan pihak kartu kredit, sertakan bukti bahwa memang tidak sanggup membayar pokok+bunganya saat ini, namun tetap beritikad baik untuk membayar pokoknya. banyak orang yang menempuh jalan ini dan ternyata berhasil hanya membayar pokoknya saja plus diberikan keringanan untuk mengangsur
- Jalankan komitmen pembayaran hutang point no 3, yaitu membayar utang dengan bunga tinggi terlebih dahulu sampai lunas atau porsi yang lebih besar. ini untuk menghindari utang yang menggulung yang akan membebani arus kas Anda tiap bulannya. Utang dengan tingkat bunga sedang dan kecil tetap harus dibayar sejumlah minimalnya. Ini untuk menghindari dikejar-kejar debt collector. Tentu Anda tidak ingin berurusan dengan para debt collector bukan?
- Setelah utang dengan tingkat bunga paling tinggi lunas, maka lunasi utang dengan tingkat bunga sedang lalu rendah kemudian utang tanpa bunga.
- Sejalan dengan semua upaya yang dilakukan maka carilah pekerjaan sampingan atau penghasilan tambahan yang dikuasai, jika nominal hutang sangat besar, ini untuk mempercepat pelunasan utang. pekerjaan sampingan/penghasilan tambahan ini bisa bermula dari hobi atau keahlian lain yang Anda miliki
- Jika memang jumlah utang sangat besar, lihat lagi daftar aset yang dimiliki apakah ada yang bisa dicairkan atau dijual untuk membayar utang dengan bunga. Biasanya orang-orang merasa sayang akan asetnya jika harus dipergunakan untuk membayar utang namun mari kita hitung-hitungan. Seandainya Anda punya deposito dengan tingkat bunga atau bagi hasil hanya 4%/tahun (net setelah potong pajak) sedangkan bunga kartu kredit bisa 36% pertahun bahkan lebih karna bunga berbunga, maka sudah jelas RUGI jika tetap menahan deposito dengan bunga hanya 4%/tahun. Untuk menjual barang berharga lainnya memang harus TEGA untuk masa depan dan kenyamanan Anda sendiri
- Jika telah lunas, berjanjilah pada diri sendiri untuk tidak terjebak dalam utang konsumtif lagi. jujur lah pada diri sendiri mengenai kesanggupan gaya hidup yang saat ini dimiliki. dan jika meggunakan kartu kredit, bayarlah sampai lunas sebelum jatuh tempo. Buat anggaran terpisah untuk belanja dan bersenang-senang/shopping account.
Langkah
selanjutnya adalah mulailah membuat perencanaan keuangan untuk pribadi
dan keluarga (jika sudah berkeluarga), untuk kehidupan yang lebih nyaman
dan tentram. bisa dengan membuat perencanaan sendiri atau menggunakan
jasa perencana keuangan.
Komentar
Posting Komentar