Pengertian Daya Saing dan Indikator Daya Saing |
Pengertian Daya Saing
Pada dasarnya sebuah wilayah yang memiliki suatu produk akan
berhasil bila suatu produk yang dibuatnya/diciptakan memiliki sesuatu
yang lebih dari yang lain sehingga harga yang akan dibuatnya akan
semakin tinggi. Maka dari itu hari-hari ini banyak produk yang
dipasarkan sehingga muncul sebuah daya saing yang ketat dan yang
memenuhi syarat pengujian.
Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang memenuhi pengujian internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan, atau kemampuan daerah menghasilkan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka terhadap persaingan eksternal.
Daya saing juga dapat juga diartikan sebagai kapasitas bangsa untuk menghadapi tantangan persaingan pasar internasional dan tetap menjaga atau meningkatkan pendapatan riil-nya.
Ada beberapa pengertian daya saing yang mencakup wilayah, sebagai berikut:
- Daya saing tempat (lokalitas dan daerah) merupakan kemampuan ekonomi dan masyarakat lokal (setempat) untuk memberikan peningkatan standar hidup bagi warga/penduduknya .
- Daya saing daerah berkaitan dengan kemampuan menarik investasi asing (eksternal) dan menentukan peran produktifnya .
- Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional .
Ada beberapa yang sangat berpengaruh terhadap daya saing, yaitu:
1. Iklim yang Kondusif
Pada hal ini peningkatan daya saing bergantung kepada iklim. Contoh
saja suatu produk teh, jika saja iklim tidak mendukung maka daya saing
di pasar akan menurun karena tanaman teh belom dapat diproduksi. Ini
dikarenakan iklim yang tidak mendukung bisa kemarau yang berkepanjangan
atau ada sebab lain.
2. Keunggulan Komparatif
2. Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang
dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional
terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia
berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara
mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih
murah daripada negara lainnya. Adapun keunggulan kompetitif lebih
mengarah pada bagaimana suatu daerah itu menggunakan
keunggulan-keunggalannya itu untuk bersaing atau berkompetisi dengan
daerah lain.
Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia
sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi
secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu
dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah,
tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan
demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi
kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi
timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia
bertukar kopi dan timah. Akan tetapi dalam kerangka perdagangan kopi
dunia, keunggulan kompetitif Indonesia akan lebih besar dibanding
Malaysia untuk bersaing di pasar internasional. Sebaliknya dalam
perdagangan Timah, Malaysia memiliki keunggulan kompetitif lebih baik
dibanding Indonesia.
3. Keunggulan Kompetitif
3. Keunggulan Kompetitif
Seperti contoh diatas, keunggulan kompetitif Indonesia akan lebih besar dibanding Malaysia
untuk bersaing di pasar internasional. Sebaliknya dalam perdagangan
Timah, Malaysia memiliki keunggulan kompetitif lebih baik dibanding
Indonesia.
Ada beberapa indikator meningkatnya daya saing :
Ada beberapa indikator meningkatnya daya saing :
- Pertama yakni makroekonomi, di mana indikator daya saing dilihat dari beberapa aspek seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca antara ekspor dan impor.
- Kedua, kualitas infrastruktur. Meskipun masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan sektor infrastruktur, sektor ini diketahui telah mengalami peningkatan dari semula dari peringkat 96 menjadi peringkat 90.
- Ketiga, kesehatan dan pendidikan dasar yang meningkat dari peringkat 82 menjadi peringkat 62. Menurut laporan Program (Millenium Development Goals/MDG's), pada 2010 bidang kesehatan masih perlu ditingkatkan terutama dalam masalah gizi buruk, kematian ibu sewaktu melahirkan, dan penyakit HIV AIDS.
Dengan adanya peningkatan peringkat daya saing Indonesia, ini menunjukkan
peningkatan kepercayaan dunia usaha terhadap upaya Pemerintah dalam memperbaiki
infrastruktur dan iklim usaha di Indonesia. Selain itu kenaikan peringkat ini
diharapkan akan mendorong masuknya investasi asing ke Indonesia
Adapula indikator utama pembentuk
daya saing :
1.
Lingkungan usaha produktif
2.
Perekonomian daerah
3.
Ketenagakerjaan dan sumberdaya
manusia
4.
Infrastruktur, sumberdaya alam dan
lingkungan
5.
Perbankan dan lembaga keuangan
Indikator-indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat daya saing setiap variabel adalah sebagai berikut :
1.
Variabel perekonomian daerah, dengan sub
variabel :
• Nilai Tambah
X1=PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)X2=Laju Pertumbuhan PDRBX3=PDRB Per Kapita
•
Tabungan
X4=TabunganX5=Laju Pertumbuhan Tabungan
•
Kinerja Sektoral
X6=Laju Pertumbuhan Produktivitas Sektor IndustriX7=Laju Pertumbuhan Produktivitas Sektor JasaX8=Laju Pertumbuhan Produktivitas Sektor Pertanian
2.
Variabel infrastruktur dan sumber daya alam
(SDA), dengan sub variabel :
•
Modal Alamiah
Y1=Ketersediaan dan Kualitas Sumber Daya LahanY2=Sumber Daya AirY3=Sumber Daya Hutan
•
Modal Fisik
Y4=Luas Wilayah PerkotaanY5=Panjang Jalan per Luas Wilayah Wilayah PerkotaanY6=Kualitas Jalan RayaY7=Produksi ListrikY8=Fasilitas Telepon per Kapita
3.
Variabel sumber daya manusia (SDM), dengan sub
variabel :
- Angka ketergantunga, angkatan kerja, prosentase angkatan kerja, jumlah penduduk usiaproduktif terhadap total penduduk, jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran;
- Pendidikan : tingkat partisipasi siswa, dan rasio jumlah pengajar terhadap siswa.
- Ketenagakerjaan
X1=Angka KetergantunganX2=Angkatan KerjaX3=Persentase Angkatan KerjaX4=Persentase Penduduk Usia Produktif terhadap Total PendudukX5=Jumlah Penduduk Yang BekerjaX6=Pengangguran
- Pendidikan
Komentar
Posting Komentar