Singgih Susilo Kartono: Pembuat Radio Kayu Magno yang Dikenal di Jepang, Jerman, dan AS |
Masih dalam rangka perburuan UMKM Unggulan Jawa Tengah, ketika dalam kunjungan kedua kali ke SAPU UPCYCLE di Kota Salatiga kami mendapatkan informasi dari komunitas TUK yang ahli dalam konsep pengolahan limbah ban dalam bekas menjadi produk yang berkelas internasional yang sudah masuk pasar Perancis, Inggris dan Australia, mengenai seorang pelaku UMKM yang sangat kreatif di Temanggung yang juga namanya sudah mendunia. Beliau adalah Singgih Susilo Kartono yang menciptkan Radio Magno yang sudah tembus pasar Jerman, USA dan Jepang.
Berikut adalah salah satu cuplikan berita mengenai UMKM ini di media (Kompas) beberapa tahun yang lalu:
Anda pasti sering mendengar radio bermerek seperti Sony, Aiwa, Philips,
dan merek-merek elektronik lain buatan luar negeri. Namun, pernahkah
Anda mengenal radio bermerek Magno?
Sebagai merek radio, Magno sudah cukup dikenal di Jepang, Jerman, dan
AS. Tapi tahukah Anda kalau radio bermerek Magno ini merupakan produk
lansiran dalam negeri.
Singgih Susilo Kartono
adalah seorang pembuat radio kayu dan kerajinan tangan di Kandangan,
Temanggung, Jawa Tengah. Singgih adalah sosok yang mewakili
berkembangnya kesadaran bahwa batas negara dan daya tarik kota besar
makin tak relevan sebagai determinan berkembangnya industri kerajinan.
Internet memungkinkan Singgih memasuki pasar dunia.
Singgih Susilo Kartono, Bersama produk-produknya yang sudah mendunia |
Awalnya Singgih mendesain radio kayu adalah ketika ia membuat karya
akhirnya saat ia kuliah di seni rupa ITB. Pada mulanya Singgih hanya
membuat rangka atau kemasan, sedangkan untuk peralatan elektronik di
dalamnya, ia mengambil peralatan Panasonic yang ia beli di toko, dengan
alasan memenuhi syarat ketat ramah lingkungan untuk pasar ekspor. Hingga
suatu waktu ia bertemu dengan Pak Rachmat Gobel (Preskom Panasonic
Indonesia) pada pameran produksi ekspor.
Sejak saat itu Singgih tidak membeli radio di toko untuk kemudian
dipreteli, ia kini membeli langsung peralatan elektronik dari Panasonic.
Dari situlah Singgih mulai serius merancang dan memasarkan Magno.
Singgih pernah mendapat pesanan 10.000 unit radio kayu senilai Rp 4,9
miliar dari rekanannya di AS. Sayang, kapasitas produksi “pabrik”
Singgih, yaitu Piranti Works, belum memadai. Meskipun begitu Singgih
mengaku senang, karena itu artinya konsep radio kayunya diterima dan
mendapat kepercayaan internasional.
Radio
kayu bermerek Magno itu juga pernah beberapa kali memenangkan
penghargaan, seperti, lomba desain di Seattle, AS, tahun 1997, yang
membuat seorang desainer Jepang tertarik dan mempopulerkan produk ini
sejak 2004.
Radio ini juga menjadi pemenang Good Design Award 2008 di Jepang untuk kategori Innovation/Pioneering & Experimental Design.
Magno masuk nominasi untuk Grand Awards untuk Desain for Asia Award
yang digelar di Hongkong. Pada 19 Maret 2009, Magno memenangkan Brit
Insurance Design Award 2009 untuk kategori produk .
Untuk harga per unit, Magno dijual dengan harga 49-56 USD di AS, di
Jepang dijual 17.500 yen dan di Jerman 160-240 euro. Di dalam negeri
Magno diberi harga Rp 1,1 juta-Rp 1,3 juta per unit. Agak mahal, karena
menurut Singgih, Magno merupakan benda koleksi yang personal, bukan
komoditas. (Kompas)
Berdasarkan informasi ini, kami akan memulai perburuan kami ke Temanggung setelah di Salatiga kami menemukan Nuanza Porcelen (Perbatasan Salatiga - Boyolali) dan Sapu Upcycle, dan kami berharap bisa ngobrol langsung dengan Mas Singgih Susilo Kartono agar success story-nya bisa diceritakan kepada UMKM yang lain.
Pemikiran-pemikiran yang out of the box memang selalu merupakan salah satu "kunci sukses" para UMKM ini. Desain yang berkelas global dan kualitas produk yang prima merupakan modal mereka untuk mencapai sukses. Mereka tahu benar apa yang dibutuhkan oleh pasarnya, bahkan mereka sendirilah yang memilih pasar untuk produknya.
Hal-hal di atas perlu dicermati oleh UMKM-UMKM yang lain, bukan untuk meniru produknya melainkan untuk memahami bahwa konsep produk dan konsep bisnis harus benar-benar mereka pahami sejak awal. Mereka harus tahu apa yang akan mereka lakukan sekarang dan apa yang akan mereka tuju beberapa tahun mendatang.
Komentar
Posting Komentar