Apakah kita menyadari bahwa kita sudah memasuki masa-masa krisis energi ? |
Seolah tersadarkan kembali ketika hari ini saya dikujungi oleh UMKM kami yang ingin konsultasi di Rumah UMKM, bahwa sebenarnya kita dalam mulai memasuki masa-masa krisis energi. Mungkin selama ini saya disibukkan oleh banyaknya UMKM yang non energi, sehingga "mulai" lupa lagi betapa kita saat ini akan memasuki masa-masa sulit dalam bidang energi.
Sering mendengar, sering tahu ketika UMKM sulit mendapatkan LPG 3kg apalagi perusahaan besar yang harus membeli mahal gas untuk industri. Tetapi seolah hal ini terabaikan sampai ada UMKM di bidang energi datang kepada kami untuk konsultasi masalah pemasaran salah satu upaya mereka untuk memasarkan produk wood pellet-nya.
Mungkin wood pellet belum seperti "kriteria" energi yang saya harapkan, namun ada upaya untuk mengurangi energi fosil sudah merupakan suatu upaya yang positif untuk peduli terhadap masa depan bumi ini. Mereka mengolah saw dust dari kayu kaliandra, yang meskipun volumenya belum banyak, mereka telah mampu mengemasnya menjadi wood pellet kemasan yang bagus (maaf, saya tidak bisa menyertakan foto produknya.)
Wood pellet, bio massa |
Terlebih lagi produk wood pellet ini akan berpasangan dengan kompor khusus untuk bio massa ini, baik yang berlistrik maupun yang tanpa listrik. Tujuan dari bundling produk ini adalah untuk memenuhi kebutuhan para pedangan bakso, mie, gorengan dan lain sebagainya ketika saat ini mereka harus membeli mahal gas untuk usahanya.
Dalam konsultasi ini, tentunya saya banyak bertanya mengenai apa uniknya bio massa ini dan apa pula kekurangan yang harus segera mendapatkan perbaikannya karena hal ini merupakan pertanyaan standard dari kami. Karena produk ini berbahan kayu maka mereka mengatakan bahwa masakan akan memiliki "cita rasa" sebagaimana ketika dimasak dengan kayu baka, bio massa ini setelah dibakar akan langsung menjadi abu dan bio massa ini tidak menimbulkan polusi udara.
Bio massa ini memiliki titik bakar yang setara dengan batu bara, sehingga bisa dijadikan subtitusi dari batubara tanpa menimbulkan polusi udara. Hanya saja untuk saat ini UMKM kami ini belum sanggup untuk supply dalam jumlah yang besar.
Nah, menjawab apa yang menjadi kendala dan kurangannya adalah bahwa mereka saat ini belum menemukan cara cepat untuk "memantik" bio massa ini. Saat ini mereka sedang mengembangkan sistem pemantik untuk kompor yang akan mereka produksi. Pasti akan ada jalan, karena sebenarnya banyak produsen-produsen mesin di Jawa Tengah yang bisa membantu UMKM ini dalam menemukan solusinya.
Kami sangat berharap banyak UMKM energi yang bersedia datang kepada kami untuk berkonsultasi karena bisnis mereka sebenarnya adalah bisnis masa depan, bukan saja untuk Indonesia melainkan juga untuk dunia. Selamatkan dunia ini untuk anak cucu kita !
Komentar
Posting Komentar