Investasi, Membeli Sebuah Cita-Cita. |
Masih ingatkah ketika kita masih kecil kita ditanya: Apa cita-citamu kelak? Ada yang menjawab jadi dokter, insiyur dan sebagainya. Dan tanpa sadar perjalanan panjang kita mengejar cita-cita tersebut berkonsekwensi pada waktu, tenaga, pikiran dan biaya yang luar biasa besar untuk sebuah cita-cita tersebut. Anda bisa menghitungnya? Lalu apakah cita-cita anda saat ini masih sama seperti yang dulu?
Para pelaku usaha pun memiliki cita-cita ketika awal membangun bisnisnya. Jatuh bangun dilaluinya untuk sekedar mencapai cita-cita yang sudah dirancangnya, dan sudah pasti waktu, tenaga, pikiran dan juga biaya yang dikeluarkannya tidak sedikit. Untuk berada di posisi saat ini telah banyak yang telah mereka korbankan.
Sementara di luar sana, ada beberapa orang yang berpredikat pemodal yang ingin masuk ke bisnis sebagai investor. Tujuan utama mereka adalah mengambil keuntungan dari modal atas bisnis tersebut. Prinsip mengambil keutungan semaksimal mungkin pasti akan dilakukan oleh para investor ini, dan hal ini sangat wajar.
Yang jadi permasalahan adalah ketika para pelaku usaha skala UMKM tidak bisa berhitung seberapa besar pengorbanan yang telah mereka lakukan dan seberapa besar nilai bisnis mereka di masa mendatang dengan segala peluang yang dimilikinya. Hanya karena ingin segera mendapatkan suntikan dana segar maka banyak pelaku UMKM tergesa-gesa dalam perhitungan asset bisnisnya. Mereka hanya memperhitungkan asset fisik sedangkan asset-asset non fisik seperti sistem manajemen, teknologi produksi, patent dan hak merk sama sekali tidak mereka perhitungkan. Bahkan seringkali biaya-biaya pengembangan ide dan konsep pun terlupakan untuk mereka hitung, padahal nilainya bisa lebih mahal dari asset fisik yang mereka miliki saat ini.
Cita-cita mereka sangat mahal dan dalam kasus ini ingin mereka perdagangkan dengan para investor, meskipun para investor ini tidak sepenuhnya bisa membeli bisnis tersebut namun setidaknya harus ada penghargaan atas "perjuangan" dalam mewujudkan cita-cita tersebut yang biasa disebut good will.
Kemampuan menominalkan asset-asset intangible ini sangat diperlukan oleh para pelaku UMKM ketika mempersiapkan proposal investasi mereka.Jangan karena ingin segera mendapatkan suntikan dana segar maka mereka mengabaikan segala upaya yang telah mereka lakukan dalam menggapai cita-citanya. Bagaimana menyakinkan investor pun harus mereka kuasai, karena jika tidak dijelaskan dengan baik maka investor akan menaksir biaya itu sesuai dengan kacamatanya.
Pastinya akan ada tiitk kesepatakan yang win-win solutin, namun jika perhitungan investasi tersebut dipersiapkan dengan benar maka pengorbanan para pelaku UMKM selama beberapa tahun tidak akan sia-sia, apalagi jika prospek bisnisnya memang menawan.
Semoga dengan tulisan ini, teman-teman UMKM bisa mulai menata diri dan bisnisnya untuk bisa ditawarkan kepada para investor yang benar-benar mengelola dananya sendiri dan memahami bisnis para pelaku UMKM tersebut. Sukses!
Yang jadi permasalahan adalah ketika para pelaku usaha skala UMKM tidak bisa berhitung seberapa besar pengorbanan yang telah mereka lakukan dan seberapa besar nilai bisnis mereka di masa mendatang dengan segala peluang yang dimilikinya. Hanya karena ingin segera mendapatkan suntikan dana segar maka banyak pelaku UMKM tergesa-gesa dalam perhitungan asset bisnisnya. Mereka hanya memperhitungkan asset fisik sedangkan asset-asset non fisik seperti sistem manajemen, teknologi produksi, patent dan hak merk sama sekali tidak mereka perhitungkan. Bahkan seringkali biaya-biaya pengembangan ide dan konsep pun terlupakan untuk mereka hitung, padahal nilainya bisa lebih mahal dari asset fisik yang mereka miliki saat ini.
Cita-cita mereka sangat mahal dan dalam kasus ini ingin mereka perdagangkan dengan para investor, meskipun para investor ini tidak sepenuhnya bisa membeli bisnis tersebut namun setidaknya harus ada penghargaan atas "perjuangan" dalam mewujudkan cita-cita tersebut yang biasa disebut good will.
Kemampuan menominalkan asset-asset intangible ini sangat diperlukan oleh para pelaku UMKM ketika mempersiapkan proposal investasi mereka.Jangan karena ingin segera mendapatkan suntikan dana segar maka mereka mengabaikan segala upaya yang telah mereka lakukan dalam menggapai cita-citanya. Bagaimana menyakinkan investor pun harus mereka kuasai, karena jika tidak dijelaskan dengan baik maka investor akan menaksir biaya itu sesuai dengan kacamatanya.
Pastinya akan ada tiitk kesepatakan yang win-win solutin, namun jika perhitungan investasi tersebut dipersiapkan dengan benar maka pengorbanan para pelaku UMKM selama beberapa tahun tidak akan sia-sia, apalagi jika prospek bisnisnya memang menawan.
Semoga dengan tulisan ini, teman-teman UMKM bisa mulai menata diri dan bisnisnya untuk bisa ditawarkan kepada para investor yang benar-benar mengelola dananya sendiri dan memahami bisnis para pelaku UMKM tersebut. Sukses!
Komentar
Posting Komentar