Membangun Komunitas Techno Preneur Jawa Tengah. |
Berada dalam lingkungan pembinaan UMKM di Jawa Tengah selama kurang lebih 8 tahun terakhir ini membuat saya banyak belajar menghubungkan satu benang ke benang yang lainnya ketika saya ingin merangkai sebuah proses "UMKM Naik Kelas". Mengapa demikian? Karena saya seringkali kesulitan menjawab secara riil terhadap pertanyaan UMKM yang naik kelas itu seperti apa dan bagaimana membangunnya secara nyata.
Ternyata saya termasuk orang yang lama belajar, 6 tahun berturut-turut menjadi juri Pangan Award tingkat propinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta 6 tahun berturut-turut juga menjadi juri Krenova tingkat propinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh BAPPEDA Propinsi Jawa Tengah, baru saya melihat "gap" yang sebenarnya yaitu TEKNOLOGI.
Ketika masih berkutat di pembinaan UMKM produsen mata saya hanya tertuju pada masalah MINDSET, OMZET dan ASSET, sehingga ketika ada pertanyaan bagaimana membuat UMKM naik kelas maka jawaban saya pun sangat normatif berkisar pada bagaimana membangun omzet (penjualan), asset (modal) dan hal-hal lain yang terkait dengan manajerial. Mungkin masih disini saya mampu melihat. Namun ketika saya diberikan kesempatan melihat "dunia lain" yaitu KRENOVA dengan fokus PPBT (Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi) maka saya diberikan pelajaran baru bahwa sebenarnya masalah utama UMKM di Indonesia bisan diperas lagi yaitu masalah SDM & TEKNOLOGI. Dan dari sinilah saya belajar untuk melihat UMKM naik kelas dari sisi teknologinya.
Harus saya akui bahwa ternyata ada komponen penting dalam pembangunan UMKM di Indonesia yang sering terabaikan, siapa mereka?
Mereka adalah machine maker atau bengkel rekayasa yang sebenarnya bisa membuat loncatan dalam mewujudkan UMKM Naik Kelas. Terkait hal ini pada hari Kamis lalu, saya datang ke Dinas Perindustrian Propinsi Jawa Tengah untuk berdiskusi dan menyampaikan saran bagaimana jika RumahUMKM.Net dan Disperindag Jateng membangun jaringan atau komunitas Techno Preneur Jawa Tengah (begitu kami menyebutnya) sebagai langkah membangun dukungan solid dan nyata bagi pengembangan UMKM ke tingkat produktivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Mungkin inilah yang kami sebut UMKM Naik Kelas, menurut versi kami.
Saatnya UMKM Jawa Tengah bertranformasi modern dengan mesin yang modern. |
Percepatan Teknologi bagi UMKM.
Kami sudah cukup banyak melihat dan mendengar UMKM yang sebenarnya potensial namun kondisi bisnisnya hanya stagnan atau bahkan mulai menurun. Mereka belum mampu secara praktis menjawab bagaimana meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi secara masif dan bagaimana meningkatkan pemasaran secara modern.
Seringkali saya mendapatkan UMKM kesulitan menjawab bagaimana mereka meningkatkan produksinya 5 - 10 kali lipat dari sekarang? Dan jawaban mereka adalah menambah alat (konvensional/manual) dan menambah SDM. Ketika saya bertanya berapa upah SDM yang baru, mereka pun mengeluh dengan UMR yang semakin tinggi. Nah, mengapa masih berpikir untuk menambah SDM mengapa tidak berpikir untuk beli alat produksi yang berteknologi?
Jawaban serupa juga kami dapatkan ketika saya bertanya bagaimana mereka akan meningkatkan pemasaran mereka? Masih banyak dari mereka yang menjawab untuk lebih aktif melakukan cara-cara pemasaran secara konvensional dan lagi-lagi nambah SDM. Padahal dengan teknologi digital saat ini dan platform-platform pemasaran yang ada mereka bisa mendongkrak pemasaran mereka di luar dugaan mereka. Mereka hanya perlu "menerima" perubahan, yaitu pemasaran digital dan tool-tool digital yang harus mereka punya, mulai dari peralatan fotografi, videografi untuk pembangunan digital konten sampai dengan perlengkapan pendukung seperti komputer atau laptop yang memadai. SDM pun tidak perlu banyak-banyak, cukup SDM yang paham IT, digital konten, eCommerce, website dan social media.
Tapi mungkin dalam tulisan ini saya akan lebih banyak menyoroti pada percepatan teknologi dalam produksi dalam peningkatan kualitas dan kapasitas produksi, oleh sebab itu RumahUMKM.Net dan Disperindag Jateng mulai membangun komunitas Techno Preneur Jawa Tengah yang dimulai dari mengumpulkan data base para pengusaha bengkel-bengkel rekayasa mesin di Jawa Tengah.
Mereka sebenarnya adalah UMKM juga, namun karena kemandirian mereka justru mereka belum banyak tersentuh oleh program-program pembinaan UMKM pemerintah dan kami mencoba untuk memulainya. Kami menyebutnya Techno Preneur karena produksi mereka adalah teknologi, dan jangan ditanya tentang inovasi karena mereka hanya bisa survive dengan inovasi.
Mereka sebenarnya adalah potensi dan asset yang perlu dikembangkan dalam percepatan teknologi bagi UMKM produsen yang merupakan user bagi produk mereka, pasar mereka. Dan mereka juga bisa berkiprah dalam ajang Krenova Jawa Tengah karena banyak dari mereka yang masih butuh fasilitasi HKI dan juga support permodalan atas inovasi dan produk teknologi mereka.
Ketika kami mengundang sekitar 17 para Techno Preneur dalam Group Techno Preneur Jawa Tengah, kami mendapatkan simpati dan komentar yang cukup mengharukan dari mereka. Mereka sangat senang hari ini dapat perhatian dari pemerintah (Disperindag Jateng), karena selama ini mereka sangat mandiri dan sebenarnya pun banyak dari mereka yang kembang-kempis dalam mempertahankan bisnisnya. Hal inilah yang memotivasi RumahUMKM.Net dan Disperindag Jateng untuk dalam waktu dekat menggelar "Copy Darat" berupa forum diskusi (visi) bagi para Techno Preneur di Jawa Tengah.
Kami berharap dalam minggu-minggu selanjutnya anggota group Techno Preneur Jawa Tengah akan meningkat tajam, karena banyak dari mereka yang belum terdata namun dari komunitas ini pastinya akan saling mereferensikan dan saling dukung satu dengan yang lain.
Setidaknya dengan adanya komunitas ini ketika UMKM produsen bertanya kepada saya dimana mereka bisa memesan mesin produksi yang spesifik maka jawaban kami langsung menunjuk pada para Techno Preneur ini. Jawaban riil sudah tersedia, tinggal membangun pemahaman (edukasi pasar) kepada para pelaku UMKM produsen. Sukses!
Komentar
Posting Komentar